REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Terapi plasma konvalesen saat ini dikenal sebagai salah satu terapi alternatif untuk mengobati pasien positif Covid-19. Setelah dilakukan di beberapa daerah, terapi tersebut kini mulai dilakukan pula di wilayah Tangerang Selatan.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengungkapkan, upaya pelaksanaan donor darah plasma konvalesen dilakukan sebagai upaya Pemkot Tangsel untuk menekan angka kematian akibat Covid-19. “Plasma konvalesen ini bisa meningkatkan angka kesembuhan. Ini bagian dari ikhtiar kita di hilir untuk menekan angka kematian,” ujar Airin di kantor PMI Tangsel, Senin (7/12).
Airin menuturkan, pelaksanaan donor darah plasma konvalesen tersebut menjadi alternatif untuk menangani kasus Covid-19 di Tangerang Selatan yang terus mengalami peningkatan. Dia menyebut, dengan adanya plasma konvalesen, pasien memiliki kemungkinan untuk tetap hidup.
Dari segi medis, salah satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) Rumah Lawan Covid Tangerang Selatan, Hadiyanti menerangkan, menurut praktek donor darah plasma konvalesen yang sudah pernah dilakukan, tingkat keberhasilannya mencapai hingga 70 persen. “Efekivitasnya ada keberhasilan dan kegagalan. Hampir 70 persen berhasil, 30 persen tidak berhasil karena kondisinya berat, bahkan kritis,” tuturnya.
Hadiyanti juga menjelaskan, ada efek samping dari terapi donor darah plasma konvalesen tersebut. Dia menyebut efeknya sama dengan pemberian transfusi darah, seperti demam dan reaksi alergi seperti gatal-gatal.
Dina, salah seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan menceritakan keberhasilan plasma konvalesen yang dialami oleh ibunya. Dia mengungkapkan, ibunya yang berusia 76 tahun menerima donor darah plasma konvalesen beberapa waktu lalu. Lalu, sang ibu dikatakan olehnya telah sembuh setelah mendapat donor plasma konvalesen tersebut.
“Itu buah simalakama bagi kami. Kalau kami setuju, ada potensi 30 persen gagal, kami bisa menyesal. Kalau enggak setuju, takutnya mama makin drop. Alhamdulillah ternyata sembuh,” ujarnya. Eva Rianti