Selasa 08 Dec 2020 05:39 WIB

Warga Cibulao, dari Penebang Hutan Jadi Pembudi Daya Kopi

Rektor IPB kunjungi Kampung Cibulao, desa binaan penghasil kopi.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (ketiga dari kanan) bersama tim LPPM IPB University mengunjungi Kampung Cibulao, Bogor, yang merupakan desa binaan penghasil kopi.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (ketiga dari kanan) bersama tim LPPM IPB University mengunjungi Kampung Cibulao, Bogor, yang merupakan desa binaan penghasil kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria  bersama Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Ernan Rustiadi, Wakil Kepala LPPM IPB University Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Dr Sofyan Sjaf  dan Dr Supijatno mengunjungi daerah binaan Pusat Studi Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB University di Kampung Cibulao,  Desa Tugu Utara,  Kabupaten Bogor. Jawa Barat. Dalam kunjungan itu, rektor IPB University disambut oleh Genaral Manager PT Sumbersari Bumi Pakuan.

Rombongan menikmati sarapan pagi di pinggir telaga yang merupakan titik nol kilometer Sungai Ciliwung dengan keindahan alam yang menyejukkan mata. Pada kesempatan yang sama, rektor IPB University bersama rombongan juga berkesempatan menikmati Kopi Cibulao sembari berdiskusi dengan Jumpono, salah satu pemuda desa penggerak budidaya kopi di Kampung Cibulao.

Kopi Cibulao merupakan produk hasil binaan P4W LPPM IPB University sejak 2014 hingga sekarang. Pembinaan tersebut berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat melalui hasil kopi tersebut.

“Alhamdulillah pada tahun 2016 Kopi Cibulao berhasil meraih juara satu tingkat nasional dari  Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) berkat binaan P4W LPPM IPB University,” ungkap Jumpono seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Prof Arif Satria mengungkapkan ada transformasi yang berhasil dikawal oleh P4W LPPM IPB University dalam mengubah masyarakat yang awalnya penebang hutan menjadi pembudidaya kopi. Tidak hanya itu, P4W LPPM IPB University juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, dan meningkatkan kualitas pendidikan.

“Ini menunjukkan optimisme bahwa ternyata melalui pendampingan, masyarakat secara bersama-sama akan mengarah kepada kemajuan, dan ini merupakan sebuah langkah yang sangat bagus,” terang Prof Arif Satria.

Senada dengan Rektor IPB University, Dr Ernan Rustiadi menambahkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh P4W LPPM IPB University telah berhasil meningkatkan produktivitas Kopi Cibulao. Awalnya, lahan kopi hanya seluas empat hektar dengan kisaran harga curah Rp 8.000 per kilogram.  Sekarang menjadi seluas sekitar 70 hektar dengan harga mencapai Ro 60.000 per kilogram.

Sementara, Dr Sofyan Sjaf mengatakan apabila desa digerakkan dengan potensi ekologi yang ada, dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa. “Harapannya pemuda desa dapat membangun kekuatan ekonomi berbasis potensi ekologi dan sumberdaya alam yang ada di desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement