Selasa 08 Dec 2020 11:18 WIB

WHO Keberatan Bila Vaksin Covid-19 Diwajibkan

WHO menyarankan membujuk masyarakat dengan data dan manfaat sehingga ingin divaksin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan menjelaskan manfaat vaksin Covid-19 ke masyarakat akan jauh lebih efektif dibandingkan mewajibkannya. WHO mengatakan keputusan bagaimana vaksinasi dilaksana tergantung pemerintah masing-masing.
Foto: google.com
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan menjelaskan manfaat vaksin Covid-19 ke masyarakat akan jauh lebih efektif dibandingkan mewajibkannya. WHO mengatakan keputusan bagaimana vaksinasi dilaksana tergantung pemerintah masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, menjelaskan manfaat vaksin Covid-19 ke masyarakat akan jauh lebih efektif dibandingkan mewajibkannya. Menurut  WHO, keputusan bagaimana vaksinasi dilaksana tergantung pemerintah masing-masing.

Namun, lembaga kesehatan PBB itu menegaskan, mewajibkan imunisasi adalah langkah yang salah. Sebab, sudah ada contoh di masa lalu mewajibkan vaksin hanya mendapat perlawanan yang lebih keras dari masyarakat.

Baca Juga

"Saya pikir, mewajibkan bukan jalan untuk mencapainya, terutama untuk vaksin-vaksin ini," kata direktur imunisasi WHO, Kate O'Brien dalam konferensi pers virtual Senin (7/12) kemarin.

"Sebenarnya, posisi yang lebih baik adalah membujuk dan memfasilitasi vaksinasi tanpa persyaratan, saya pikir kami tidak membayangkan ada negara yang mewajibkan vaksinasi," tambah O'Brien seperti dikutip Japan Times.

O'Brien mengatakan, demi keselamatan staf dan pasien di rumah sakit. Mungkin profesi yang bekerja di rumah sakit vaksin wajib atau sangat direkomendasi untuk divaksin.

WHO mengakui, ada pertempuran yang harus dihadapi untuk menyakinkan masyarakat melakukan imunisasi saat vaksin sudah tersedia. Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan kisah vaksin adalah kisah kemenangan.

"Kemenangan terobosan manusia, atas musuh mikroba yang potensial, kami harus menyakinkan dan membujuk masyarakat," kata Ryan.

Menurut Ryan, semua pihak yang bekerja di bidang kesehatan publik akan menghindari upaya untuk mewajibkan vaksin. Ia mengatakan lebih baik membujuk masyarakat dengan data dan manfaatnya lalu biarkan masyarakat yang memutuskan sendiri.

"Dalam sejumlah kondisi tertentu, saya yakin divaksin adalah tindakan yang paling bertanggung jawab untuk dilakukan," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement