REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pemerintah akan mendatangkan sisa 1,8 juta dosis vaksin Sinovac pada akhir Desember. Vaksin tersebut akan merupakan tahap kedua setelah 1,2 juta vaksin Sinovac didatangkan pada Ahad (6/12) lalu.
Ia mengatakan kehadiran 1,8 juta vaksin itu merupakan sisa komitmen dari tiga juta dosis vaksin siap pakai yang disiapkan pemerintah. "Sisa dari tiga juta vaksin jadi sebanyak 1,8 juta dosis akan datang di akhir Desember atau awal Januari paling telat," ujar Basyir dalam konferensi pers perencanaan distribusi dan quality control vaksin secara daring, Selasa (8/12).
Basyir mengatakan 1,2 juta vaksin tahap awal akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan garda depan petugas yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Bio Farma berharap pemberian vaksin ini akan memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun petugas di garda terdepan.
Namun, 1,2 juta vaksin yang saat ini berada di Bio Farma Bandung ini akan dilakukan pengujian mutu yang akan dilakukan bersama Bio Farma dan BPOM terlebih dahulu. "Tentunya pemberian ini setelah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization dari BPOM," ujarnya.
Selain itu, bersamaan dengan itu, pemerintah akan mendatangkan vaksin dalam bentuk bahan baku berturut-turut sebanyak 15 juta dosis vaksin dalam dua kali. Basyir menargetkan kedatangan vaksin dalam bentuk bahan baku keseluruhannya akan tiba pada Januari 2021.
"Masih januari 2021 akan tiba dalam bentuk bahan baku sebanyak 30 juta dosis, keseluruhan vaksin tiba semua jenis vaksin yang sama dengan yang tengah diĺakukan uji klinis di Indonesia Brasil dan negara lain," ujarnya.
"Selanjutnya Bio Farma akan fokus pada penyempurnaan vaksin Covid-19 dan akan melakukan berbagai persiapan agar siap melakukan pendistribusian setelah mendapat izin dari BPOM," kata dia.