REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gang menuju kediaman Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (8/12) berkibar dua bendera kuning tanda belasungkawa. Satu hari sebelumnya, sebanyak enam orang laskar Front Pembela Islam (FPI) tewas tertembak usai bentrok dengan pihak kepolisian.
Namun, kondisi di Jalan KS Tubun dan juga di Jalan Petamburan III relatif tenang. Hanya terlihat beberapa warga berjaga di depan gang menuju kediaman HRS.
Beberapa kendaraan umum tampak terparkir di sepanjang Jalan KS Tubun. Para pedagang atau minimarket di sekitaran Petamburan III juga beraktivitas seperti biasa. Tidak ada hal-hal yang menonjol.
Seperti diketahui perseteruan antara FPI atau simpatisan HRS dan aparat menegang saat terjadi penembakan enam laskar tersebut. Kedua pihak saling mengklaim terkait kronologi peristiwa berdarah tersebut.
Polisi mengklaim penembakan terhadap enam orang tersebut terpaksa dilakukan karena menodong senjata api (senpi) dan senjata tajam ke petugas. “Sudah tahu itu adalah mobil Polri dan itu (kami) tidak melakukan apapun tapi dilakukan proses penyerangan,” tutur Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Kombes Tubagus Ade Hidayat.
Sementara itu, FPI mengatakan, memang benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB. Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Kerawang Timur.
Peristiwa terjadi pada Senin (7/12) dini hari WIB ketika HRS bersama keluarga, termasuk cucu yang masih balita, akan menuju tempat acara pengajian subuh keluarga sambil memulihkan kondisi. "Sekali lagi ini pengajian Subuh internal khusus keluarga inti. Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman OTK (yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan HRS)," Sekretaris Umum FPI Munarman dalam keterangan tertulisnya.
Munarman mengatakan, para preman OTK yang bertugas operasi tersebut mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga. Hingga saat ini, para pengadang berhasil melakukan penembakan dan satu mobil berisi enam orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi.
"Kami mohon doa agar satu mobil yang tertembak berisi 6 orang laskar yang diculik agar diberi keselamatan. Dan mohon do'a juga HRS," kata Munarman.