REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong investasi di sektor kesehatan. Menurut Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, investasi di sektor ini perlu ditingkatkan karena hampir 90 persen alat kesehatan dan obat-obatan masih diimpor.
"Ini kalau Covid-19 ditambah lagi, nggak tahu lagi bangsa kita mau jadi apa. Jadi sekarang kita lagi dorong betul bagaimana membangun industri kesehatan di Indonesia," kata Bahlil dalam acara diskusi virtual, Selasa (8/12).
Selain sektor kesehatan, Bahlil menambahkan, BKPM juga mendorong peningkatan investasi di sektor lain. Di antaranya yaitu sektor pertambangan, energi dan infrastruktur. Khusus tambang, BKPM akan fokus mengarahkan investasi untuk hilirisasi nikel.
Bahlil mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia. Sekitar 23,7 persen cadangan nikel dunia terdapat di Indonesia. Dengan potensi tersebut, BKPM mendorong hilirisasi secara menyeluruh untuk pembangunan baterai mobil di Indonesia.
Menurut Bahlil, saat ini sudah ada beberapa negara yang bakal menanamkan modalnya untuk hilirisasi nikel di Indonesia, diantaranya Korea dan China. "Sekarang kita lagi dorong agar Jepang bisa masuk mengambil bagian bersama-sama," kata Bahlil.
Sebagai informasi, BKPM mencatat realisasi investasi kuartal III 2020 mencapai Rp 209 triliun. Realisasi tersebut tumbuh tipis 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 205,7 triliun.
BKPM mencatat lima sektor utama realisasi investasi pada kuartal III 2020 yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; listrik, gas dan air; konstruksi; perumahan, kawasan industri dan perkantoran.