REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Beberapa waktu lalu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk dalam provinsi terbaik dalam menangani Covid-19. Bahkan pujian langsung diberikan Presiden Joko Widodo dan hasilnya, Pemprov Babel mendapatkan imbalan atas kerja kerasnya berupa Rumah Sakit Covid-19.
Namun sayangnya setelah itu, Pemprov. Babel terkesan 'berjuang sendiri'. Minimnya dukungan dari beberapa kabupaten dan kota untuk memberi ketegasan kepada masyarakat membuat angka orang terpapar Covid-19 di Babel meningkat tajam. Tingkat disiplin masyarakat menurun jauh karena, kurang tegasnya pemda masing-masing terhadap kedisiplinan masyarakat.
Data terakhir yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (GTPPC-19 Babel), Kota Pangkalpinang menjadi wilayah terbesar penyumbang angka positif Covid-19. Per 7 Desember 2020 GTPPC-19 Babel mengeluarkan data jumlah pasien terkonfirmasi dari masing-masing kabupaten dan kota.
Kota Pangkalpinang memiliki 366 pasien terkonfirmasi, Kabupaten Bangka 352, Bangka Tengah 237, Bangka Barat 72, Bangka Selatan 19, Belitung 171, dan Belitung Timur 26.
Wajar jika Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman merasa ada komitmen yang terabaikan dalam menjaga masyarakat dari virus ini."Kita bersyukur provinsi dapat reward RS khusus penanganan Covid-19 tapi, dengan adanya RS ini bukan berarti pemerintah kabupaten kota berlenggang. Ini yang saya lihat kemarin-kemarin. Semua orang yang terpapar Covid dibawa ke provinsi, ya memang kita mau mengonsentrasikan orang yang terkonfirmasi agar tak menyebarkan virus ini, karena sebelumnya kabupaten/kota inginnya isolasi mandiri, ini tidak akan bisa karena masyarakatnya tidak disiplin," ungkap Gubernur Rosman saat membuka Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Penanganan Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Senin (7/12) di Pangkalpinang.
Gubernur Erzaldi berharap agar pemerintah kota dan kabupaten membantu pemprov membuat kebijakan dengan memperbanyak penertiban-penertiban. Karena, meningkatnya jumlah warga yang terpapar membuktikan bahwa masih banyak pelanggaran yang dilakukan tanpa adanya ketegasan masing-masing wilayah.
"Selain itu juga saya menginginkan agar pemerintah kabupaten kota melakukan konsolidasi dengan satgas provinsi, untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik itu di pasar, di restoran, di tempat umum agar dapat mematuhi protokol kesehatan," pintanya.
Dengan meningkatnya jumlah warga yang terpapar, khususnya yang terjadi di Kota Pangkalpinang dari data yang dirilis GTPPC-19 Babel membuktikan bahwa protokol kesehatan terlihat kendur. Gubernur Erzaldi meminta agar kepala daerah lebih peduli dengan kesehatan masyarakatnya, minimal memperketat perizinan keramaian di tingkat kecamatan.
"Kurangilah kerumunan massa yang tidak penting, cobalah misal pesta nikahan yang diadakan betul-betul mendapat izin satgas kecamatan," ujarnya.
Gubernur Erzaldi juga menyentil soal banyaknya ASN yang terpapar virus dan mewajibkan seluruh ASN yang pulang dari dinas luar kota untuk melakukan tes rapid, dan jika mendapat hasil reaktif langsung diteruskan untuk dilakukan swab.
Hal ini juga didukung Kapolda Bangka Belitung Anang Syarif Hidayat.
Dirinya memberikan masukan supaya pihak kabupaten dan kota menyediakan tempat isolasi bagi pasien terkonfirmasi dan untuk memotivasi pelaksanaan protokol kesehatan, Kapolda Babel menyarankan agar pemda kabupaten dan kota bisa memberikan penghargaan dengan melombakan klaster-klaster tertentu misalnya, klaster pasar terbaik, klaster rumah ibadah terbaik, klaster sekolah, dan lain sebagainya untuk memotivasi masyarakat agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.