Rabu 09 Dec 2020 06:56 WIB

Sistem Kendali Mobil Otonom Dinilai Aman dari Kejahatan

Kendaraan otonom dinilai tidak cocok digunakan untuk misi ilegal.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Mobil Otonom. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Mobil Otonom. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kehadiran sistem kendali otonom sempat menimbulkan sejumlah spekulasi. Salah satunya adalah soal kemungkinan kendaraan otonom akan digunakan sebagai sarana dalam tindakan kejahatan.

Dilansir dari Car and Driver pada Senin (7/12), spekulasi itu muncul karena kendaraan otonom dapat digunakan sebagai sarana transportasi dalam misi kejahatan tertentu. Sebab, kendaraan itu tak menggunakan pengemudi sehingga kepolisian akan kesulitan mendapat informasi soal detail perjalanan dari kendaraan tersebut.

Baca Juga

President of CanBusHack dan Co-Founder of the Car Hacking Village, Robert Leale mengatkakan, setiap kendaraan otonom akan memuat soal data perjalanan terutama soal dari mana kendaraan itu berangkat dan tujuan dari kendaraan tersebut. Hal itu pun membuatnya yakin bahwa kendaraan otonom bukanlah perangkat yang pas untuk digunakan dalam misi ilegal.

Apalagi, kendaraan otonom kemungkinan besar selalu dibekali dengan kamera di berbagai sisi baik itu di luar maupun di dalam kendaraan. Artinya, kamera itu mampu merekam siapapun yang sempat berdekatan dengan kendaraan tersebut.

Selain itu, spekulasi juga muncul dari kemungkinan bahwa kendaraan otonom dapat dilakukan untuk keperluan ilegal lewat proses peretasan. Ia pun menilai, sistem kendali otonom telah dilengkapi dengan sistem keamanan yang handal sehingga akan sangat sulit untuk diretas.

Selain itu, ia juga menyoroti soal harga dari kendaraan dengan sistem kendali otonom. Menurutnya, kendaraan dengan sistem kendali otonom merupakan kendaraan dengan harga yang cukup mahal.

Artinya, kendaraan ini dinilai kurang efisien karena memerlukan modal yang cukup tinggi dan perlu biaya peretasan tingkat tinggi yang juga tidak murah. Apalagi, kendaraan otonom kemungkinan besar akan memiliki koneksi dengan sejumlah pihak seperti produsen mobil maupun otoritas lainya.

Dengan kata lain, sistem kendali otonom memiliki kemampuan untuk mengirimkan sinyal ketika ada kejanggalan. Jika ada yang janggal, maka otoritas dan produsen pun memiliki akses yang cukup leluasa untuk menggali informasi dari mobil tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement