REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika hendak meminang seorang putri dari manusia paling sempurna, ketidakpercayaan diri sempat menghampiri Sayyidina Ali. Bagaimana tidak? Yang akan dilamarnya adalah putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-Zahra.
Pakar Tafsir asal Indonesia, Prof Quraish Shihab, menjelaskan, beberapa waktu setelah peristiwa Badar maka dilangsungkanlah pernikahan antara Sayyidah Fatimah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dijelaskan bahwa pakar hadits Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Sayyidina Ali menguraikan kisah perkawinannya.
رواها ابن كثير في السيرة النبوية والبيهقي في الدلائل عن علي رضي الله عنه قال: خطبت فاطمة من رسول الله صلى الله عليه وسلم .. فقالت مولاة لي: هل علمت أن فاطمة خُطِبَت من رسول الله؟ قلت: لا، قالت: فقد خطبت، فما يمنعك أن تأتي رسول الله فيزوجك بها؟ فقلت: أو عندي شيء أتزوج به؟ فقالت: إنك إن جئتَ رسول الله صلى الله عليه وسلم زوّجك. فو الله ما زالت ترجّيني حتى دخلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما أن قعدت بين يديه أُفْحِمْتُ، فوالله ما استطعت أن أتكلم جلالة وهيبة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ما جاء بك، ألك حاجة؟) فسكتّ، فقال: (لعلك جئت تخطب فاطمة؟) فقلت: نعم، فقال: (وهل عندك من شيء تستحلها به؟) فقلت: لا والله يا رسول الله! فقال: (فأين دِرْعُكَ الْحُطَمِيَّة؟) قلت: فوالذي نفس علي بيده إنها لحُطَمِيَّة ما قيمتها أربعة دراهم، فقلت عندي، فقال: (قد زوجتكها) فبعث إليها بها، فاستحلّها بها، فإن كانت لصداق فاطمة بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم
Sayyidina Ali meriwayatkan bahwa maulaty (pembantuku) berkata kepadaku: “Apakah engkau mengetahui bahwa Sayyidah Fatimah dilamar?” Maka dia pun menjawab, “Tidak.” Dilanjutkan: “Dia telah dilamar! Apa yang menghalangimu datang kepada Rasulullah SAW supaya beliau mengawinkannya denganmu?” Sayyidina Ali pun menjawab: “Aku tidak memiliki sesuatu untuk kawin.”
Kemudian, pembantu itu terus mendorong Sayyidina Ali agar melamar Sayyidah Fatimah kepada Rasulullah. Dan pada akhirnya, dia pun menghadap Nabi namun tak sepatah kata pun mampu dia ucapkan mengenai maksud kedatangannya. Nabi pun bertanya, “Apa tujuanmu datang ke sini? Apa keperluanmu?”
Sayyidina Ali terdiam. Maka Nabi bertanya lagi: “Boleh jadi engkau datang untuk meminang Fatimah?” Sayyidina Ali pun membenarkan, Nabi pun bertanya kembali: “Apakah ada sesuatu (maskawin) yang dapat kau berikan kepadanya?”
Sayyidina Ali menjawab: “Tidak ada, wahai Rasulullah.” Nabi pun bertanya, “Engkau apakan perisaimu al-Huthamiyah yang kuberikan kepadamu?”. Dia menjawab: “Masih ada padaku.” Lalu dengan bijak, Nabi pun menjawab: “Jika demikian, engkau kukawinkan (dengan Fatimah) dengan maskawin itu (perisai).”
Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali menjual perisai itu dan beberapa barang miliknya yang lain sehingga semuanya terjual senilai 400 dirham. Riwayat lain menyebutkan bahwa keseluruhan totalnya adalah 480 dirham.