Selasa 08 Dec 2020 23:24 WIB

Wiku: Vaksin Sinovac Masih Tunggu Izin Darurat dari BPOM

Saat ini, vaksin Sinovac berada di lokasi penyimpanan milik PT Bio Farma, Bandung.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Antara/ Red: Andri Saubani
Petugas memindahkan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Foto: MUKHLIS JR/ANTARA
Petugas memindahkan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, 1,2 juta dosis vaksin yang telah tiba di Indonesia masih menunggu emergency use authorization (EUA) dari BPOM. Sehingga, vaksin ini masih belum bisa digunakan untuk program vaksinasi kepada masyarakat.

Wiku mengatakan, vaksin yang baru saja tiba pada Ahad (6/12) kemarin setara untuk memvaksin 600 ribu orang. Saat ini, vaksin Sinovac berada di lokasi penyimpanan milik PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga

“Masuknya vaksin Sinovac ini tentunya merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19. Ini adalah kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan berbagai pihak lainnya,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/12).

Selain vaksin Sinovac, pemerintah juga telah menetapkan jenis vaksin Covid-19 lainnya melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Yakni PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, serta Sinovac Biotech Ltd.