REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tersebarnya berbagai isu negatif mengenai sawit menjadi alasan terlaksananya Webinar Agrivolution 2020 yang mengangkat tema "Sustainable Palm Oil for a Better Future". Webinar yang digelar Sekolah Vokasi IPB University ini bertujuan untuk mengenalkan betapa tingginya potensi kelapa sawit bagi Indonesia, khususnya pada sektor ekspor.
Dr Jerry Sambuaga, wakil Menteri Perdagangan RI mengatakan bahwa keuntungan ekspor kelapa sawit Indonesia pada bulan November 2020 menunjukkan angka sebesar 117 miliar dolar AS. Ini menunjukkan betapa besarnya keuntungan ekspor kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia.
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria menyampaikan bahwa peran kelapa sawit bagi perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Sebagai contoh industri aviasi dan industri perlengkapan militer.
“Dalam industri aviasi, kita sedang mengembangkan lapisan body untuk pesawat siluman. Jadi kita tidak perlu impor dan mengeluarkan biaya besar untuk industri dalam negeri sendiri. Untuk industri perlengkapan militer, IPB University mengembangkan rompi anti peluru dari sabut kelapa sawit. Ini menandakan bahwa kelapa sawit ini dapat kita gunakan seutuhnya untuk memajukan Indonesia,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Pendapat mengenai potensi sawit bagi Indonesia juga disampaikan oleh para narasumber yang hadir dalam webinar Agrivolution 2020. Dr Sunari, direktur Perhimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membahas mengenai potensi sawit berdasar pada pencairan dana peremajaaan sawit. Ir Joko Supriyono, ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) membahas mengenai ekspor sawit di tengah pandemi, yang mana sektor sawit tidak terlalu berdampak dengan adanya pandemi COVID-19.
Sementara Prof Dr Yanto Santosa, Guru Besar IPB University menekankan bahwa deforestasi bukan disebabkan oleh sektor sawit. Dr Gulat Manurung, ketua umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia mengupas masa depan petani sawit di Indonesia.