Rabu 09 Dec 2020 10:23 WIB

Antisipasi Klaster Pilkada, Asrama Haji Jadi Tempat Isolasi

Asrama Haji Kota Bekasi sebagai tempat isolasi pasien Covid-19

Rep: Uji Sukma Medianti / Red: Esthi Maharani
Anggota TNI berjaga di gerbang pintu masuk Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Anggota TNI berjaga di gerbang pintu masuk Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk menggunakan Asrama Haji Kota Bekasi sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasca penyelenggaran Pilkada Serentak dan libur akhir tahun.

“Peruntukannya untuk apa, tergantung situasi dan kondisi karena ini salah satu antisipasi liburan akhir tahun dan persiapan pilkada,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, Rabu (9/12).

Perencanaan penggunaan Asrama Haji, kata Dezy, merupakan inisiatif dari Pemprov Jawa Barat. Nantinya, pasien isolasi yang ditampung bukan hanya dari Kota Bekasi saja melainkan juga dari daerah lain di Jawa Barat yang paling dekat dari Bekasi.

“Artinya mungkin kalau ada kasus dari Karawang atau apa gitu kan yang sekitar Jabar,” ujar dia.

Berdasarkan rapat virtual yang dilakukan tingkat nasional, teknis, beban pembiayaan dan tenaga medis yang ditugaskan akan diatur oleh Pemprov Jabar. Kendati begitu, Dezy menilai, penggunaan asrama haji di Kota Bekasi kurang lebih akan sama seperti RS Darurat Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi yang difungsikan sebagai tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG) selama tiga bulan terakhir ini.

“Menurut analisa saya bener, hampir sama begitu. Kan pasti kalau yang berat ga mungkin lah, kalau yang berat kan butuh peralatan pendukung di RS. Tapi kalau misalnya untuk yang OTG gitu masih memungkinkan,” ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement