REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB - Keluarga Suriah yang melarikan diri dari serangan rezim Assad dan berlindung di sebuah kamp di barat laut Provinsi Idlib mengubah tenda mereka menjadi sekolah darurat bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.
Sejak awal perang saudara Suriah pada 2011, ratusan sekolah rusak akibat serangan rezim dan tak ada bangunan yang dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan. Masyarakat menginginkan anak mereka melanjutkan pendidikan dan tengah mengembangkan metode alternatif.
Penduduk kamp Reyyan di sebuah desa di Idlib memberikan tenda mereka kepada siswa selama empat jam sehari pada hari kerja. “Sebanyak 386 siswa, termasuk 186 laki-laki dan 200 perempuan, mendapatkan pendidikan di tenda,” ungkap kepala sekolah Abdulqadir Basha kepada Anadolu Agency.
“Saat kami kedinginan, kami mencoba menghangatkan tangan dengan menggosokkannya,” kata Muhammad Juma, siswa kelas satu.
Ratusan ribu orang terbunuh dan terlantar di Suriah sejak 2011, ketika rezim Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang ditempa berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia. Daerah tersebut telah menjadi tempat gencatan senjata yang sering dilanggar oleh rezim Assad dan sekutunya.