REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efektivitas vaksin Sinovac menjadi pertanyaan besar publik pascakedatangannya di Tanah Air. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga belum mendapatkan informasi efektivitas dan keamanan 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 Sinovac yang tiba di Indonesia, Ahad (6/12) kemarin.
"Efektifitas vaksin Sinovac? Tidak tahu, pendapat harus berdasarkan data. Saat ini BPOM sedang mengumpulkan data hasil penelitian untuk kemudian dianalisis apakah aman dan efektif," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Rabu (9/12).
Ia menambahkan, data tersebut juga bisa berasal dari China, Brasil hingga Bangladesh. Oleh karena itu, IDI enggan berkomentar banyak karena pernyataan harus berdasarkan data.
"Kalau tidak ada data, maka tidak boleh komen," ujarnya.
Kendati demikian, IDI menyambut baik upaya pemerintah dengan mendatangkan vaksin Covid-19 untuk menolong warganya. Oleh karena itu, IDI berharap BPOM segera mengeluarkan izin penggunaan darurat atau EUA ketika bukti-bukti keamanan, efikasi, efektivitas, hingga khasiat sudah cukup karena yang diperlukan adalah bukti sementara.
Sebab, dia melanjutkan, faktanya di seluruh dunia belum ada vaksin yang lulus uji klinik fase 3. Oleh karena itu dibutuhkan bukti sementara EUA terlebih dahulu baru kemudian vaksin bisa digunakan untuk keperluan gawat darurat.
Vaksin siap pakai dari perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, tiba di Indonesia Ahad malam. Berdasarkan tayangan video yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin dari Cina yang diangkut menggunakan Pesawat Garuda Boeing 777-300 itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 21.30 WIB.