Rabu 09 Dec 2020 13:57 WIB

Tiga Sektor Ini Jadi Andalan EBT Pertamina

Pertamina Power Indonesia juga tertarik masuk dalam produksi baterai kendaraan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Panel surya yang dikelola Pertamia.  Pertamina Group melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) mengambil peran dalam mengembangkan energi terbarukan dalam bidang kelistrikan.
Foto: istimewa
Panel surya yang dikelola Pertamia. Pertamina Group melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) mengambil peran dalam mengembangkan energi terbarukan dalam bidang kelistrikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengambil peran dalam mengembangkan energi terbarukan dalam bidang kelistrikan. Melalui anak usahanya PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Pertamina akan fokus mengembangkan tiga sektor energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Strategic Planning dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Ernie D Ginting menjelaskan, dari total target 37,5 GW yang dipasang pemerintah, Pertamina berkewajiban memenuhi porsi 19 persen dari target tersebut. Untuk itu, Pertamina fokus untuk mengembangkan tiga sektor, yaitu geotermal (panas bumi), Solar PV (panel surya), dan biofuel (bioenergi).

Baca Juga

"Pertamina tentu saja akan fokus untuk mengembangkan panas bumi. Kami berkomitmen untuk aktif dalam memonetisasi aset panas bumi yang ada untuk mencapai target 1,3 GW dalam tiga hingga empat tahun mendatang," ujar Ernie dalam Pertamin Energy Forum, Rabu (9/12).

Selain Geothermal, Ernie juga menjelaskan, Pertamina sedang menggaet beberapa produsen energi mandiri (IPP) untuk bekerja sama membangun panel surya di area-area potensial. Ia mengatakan, Pertamina terbuka untuk kemitraan dalam manufaktur panel surya.

"khusus panel surya, ada satu isu TKDN. Dengan ada rencana solar cell manufacture, kami harapan itu akan dapat mengurangi harga listrik dari panel surya dan juga meningkatkan TKDN," kata Ernie menjelaskan.

Ketiga, yang ini juga sudah berlangsung adalah memasfikan bioenergi. Ia mengatakan, divisi pengolahan ini sudah menjadi prioritas dan terus dikembangkan.

Untuk PPI akan masuk dalam lini produksi baterai. Nantinya, pemrosesan yang dilakukan divisi pengolahan akan masuk dalam sistem kelistrikan dan ini akan ditangkap oleh PPI untuk melaksanakan pengisian daya kendaraan listrik.

PPI akan menggunakan jaringan distrubusi Pertamina untuk mendirikan stasiun pengisian daya. PPI melihat ke depan kendaraan listrik akan makin tinggi penggunaannya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement