Rabu 09 Dec 2020 14:58 WIB

BDF akan Tunjukkan Kesiapan Bali Buka Kembali Pariwisata

BDF ingin menunjukkan bahwa pariwisata Bali secara berangsur-angsur membaik

Rep: Fergi Nadira/Antara/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Jumat (4/12/2020). Kawasan wisata GWK resmi dibuka kembali bagi kunjungan wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat setelah ditutup sejak bulan Maret yang lalu akibat pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Jumat (4/12/2020). Kawasan wisata GWK resmi dibuka kembali bagi kunjungan wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat setelah ditutup sejak bulan Maret yang lalu akibat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG - Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12). Salah satu agendanya adalah diplomatic tour para duta besar yang hadir untuk tujuan memantau kesiapan Bali dalam membuka kembali sektor pariwisata di tengah pandemi.

"BDF ini ingin juga menunjukkan bahwa Bali secara berangsur-angsur membaik dan menunjukkan kesiapannya untuk membuka Bali Kembali," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di Bali, Rabu (9/12).

Baca Juga

Bali banyak bergantung pada turis lokal maupun internasional. Menurut Faizasyah forum BDF ke-13 ini adalah kesempatan para duta besar yang datang untuk melihat langsung kesiapan Bali.

"Ini akan diagendakan pada kunjungan ke beberapa spot wisata. Rencananya pada Jumat (11/12)," ujarnya.

Sejauh ini, ada 25 kepala delegasi negara-negara peserta BDF yang telah memastikan kehadirannya di Bali. Dari jumlah itu, 24 di antaranya adalah para duta besar dan satu orang lainnya merupakan kepala perwakilan organisasi internasional yang berkedudukan di Jakarta.

Ada lebih dari 100 perwakilan dari negara-negara peserta BDF yang telah memastikan kehadirannya pada pertemuan virtual. Kementerian Luar Negeri akan membatasi kapasitas ruangan yang tidak melebihi 50 orang.

"Dengan demikian kehadiran mereka apakah langsung dan secara hybrid adalah pesan bahwa Bali siap," terang Faizasyah.

Di tengah situasi pandemi COVID-19, BDF yang merupakan forum lintas negara dan lintas lembaga yang diselenggarakan rutin tiap tahun sejak 2008 oleh Indonesia akan digelar selama satu hari penuh pada 10 Desember 2020. Berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, BDF yang telah memasuki tahun ke-13 ini akan menggunakan format hybrid yaitu melalui pertemuan fisik dan virtual.

Kedatangan para duta besar akan jadi kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapan Bali membuka sektor pariwisata khususnya saat pintu-pintu di perbatasan kembali dibuka untuk wisatawan asing, kata Faizasyah. Langkah itu sejalan dengan misi pemerintah yang berupaya menghidupkan kembali berbagai sektor perekonomian, khususnya pariwisata, selama dan setelah pandemi.

Indonesia sebagai tuan rumah BDF ke-13 berencana mengajak para duta besar untuk mengikuti tur ke beberapa lokasi wisata di Bali pada 11 Desember 2020. Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Yusron B Ambary pekan lalu mengatakan penyelenggara berencana menggelar tur khusus untuk para kepala delegasi ke Pura Uluwatu dan monumen Garuda Wisnu Kencana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement