Rabu 09 Dec 2020 16:27 WIB

Warga Rusia Diingatkan tak Konsumsi Alkohol Pascavaksinasi

WHO mengatakan rata-rata warga Rusia mengonsumsi 15,1 liter alkohol per tahun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Warga Rusia diperingatkan agar tak mengonsumsi minuman beralkohol selama dua bulan pasca-vaksinasi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Warga Rusia diperingatkan agar tak mengonsumsi minuman beralkohol selama dua bulan pasca-vaksinasi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Warga Rusia diperingatkan agar tak mengonsumsi minuman beralkohol selama dua bulan pasca-vaksinasi Covid-19. Hal itu dilakukan agar vaksin Sputnik V bisa bekerja efektif.

"(Warga Rusia) harus bisa menahan diri dari mengunjungi tempat-tempat keramaian, memakai masker wajah, menggunakan pembersih, meminimalkan kontak, dan menahan diri dari minum alkohol atau minum obat penekan kekebalan," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova saat diwawancara kantor berita Rusia TASS, Rabu (9/12).

Baca Juga

Hal serupa disuarakan kepala badan pengawas keamanan konsumen Rusia (Rospotrebnadzor) Anna Popova. Menurut dia, pengonsumsian alkohol membebani tubuh. "Jika kita ingin tetap sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat, jangan minum alkohol," ujarnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rusia adalah konsumen alkohol terbesar keempat per orang di dunia. WHO mengatakan rata-rata warga Rusia mengonsumsi 15,1 liter alkohol per tahun.

Rusia sudah memulai proses vaksinasi Covid-19. Program dimulai di Moskow, pusat wabah virus corona di negara tersebut. Vaksin yang digunakan adalah Sputnik V.

Untuk vaksinasi gelombang awal, Pemerintah Kota Moskow menargetkan kalangan yang paling berisiko. "Selama lima jam pertama, 5.000 orang mendaftar; guru dokter, pekerja sosial, mereka yang saat ini mempertaruhkan kesehatan dan nyawa mereka paling besar," kata Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin melalui situs pribadinya pada Jumat (4/12) pekan lalu.

Rusia telah mengeklaim bahwa vaksin Sputnik V memiliki keefektifan 90 persen. Namun hal itu diragukan oleh para pakar Barat. Mereka menyebut Rusia belum memberikan data apa pun yang dapat menunjang klaim mereka atas keefektifan vaksin.

Menurut data yang dihimpun Worldometers, sejauh ini Rusia telah melaporkan lebih dari 2,5 juta kasus Covid-19. Korban meninggal akibat virus corona di negara tersebut melampaui 44 ribu jiwa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement