REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih menunggu hasil kajian tim ahli dari Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jateng dan Fakultas Geologi Unsoed Purwokerto, dalam penanganan korban tanah bergerak. Antara lain, dalam hal penanganan korban bencana tanah di Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan.
''Kita tunggu hasil mitigasi dan analisanya. Setelah ada hasilnya, baru kita tetapkan tindak lanjut penanganan seperti apa. Apakah ratusan warga di desa itu harus direlokasi ke lokasi yang aman, atau hanya renovasi,'' jelas Bupati Dyah Hayuning Pratiwi.
Bencana alam tanah bergerak di Desa Tumanggal terjadi pada Kamis (3/12) lalu. Akibat bencana tersebut, 76 rumah warga mengalami kerusakan.
Bahkan bencana tersebut, dua TPS yang rencananya didirikan di lokasi bencana dipindah ke lokasi yang aman. Komisioner KPU Purbalingga Divisi Teknis Penyelenggaraan Zamahasahri A Ramzah, mengatakan lokasi TPS juga dipindah karena sebagian warga terdampak masih diungsikan ke lokasi lain yang aman.
''Kami sudah sudah survei ke lokasi bencana. Mengingat kondisi lokasi TPS awal yang membahayakan, maka lokasi TPS kita pindah ke lokasi yang lebih aman,'' ujarnya.
Ketua Panitia Pemungutan Suara atau PPS Desa Tumanggal Amin Kholiman, menyebutkan lokasi pemindahan TPS didekatkan dengan lokasi pengungsian warga. ''Seluruhnya ada sekitar 500 pemilih yang nantinya menggunakan hak pilih di dua TPS tersebut,'' kata dia.
Menurut bupati, hujan terus menerus yang terjadi pekan lalu, tidak hanya menyebabkan banjir di wilayah Kecamatan Kemangkon. Namun juga bencana tanah bergerak dan longsor di sejumlah lokasi.
Selain di Desa Tumanggal, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Sidareja Kecamatan Kaligondang. Bencana di desa ini menyebabkan jalan desa nyaris putus total, dan menyebab enam rumah warga terdampak. Demikian juga di Desa Kaliori Kecamatan karanganyar, longsor menyebabkan jalan desa terputus total.