REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menurut laporan organisasi antikemiskinan, Latet, jumlah rumah tangga Israel yang hidup di bawah garis kemiskinan telah tumbuh hampir 50 persen selama pandemi virus corona. Pengangguran telah melonjak hingga lebih dari 20 persen sejak pertama kali memberlakukan karantina wilayah nasional pada awal wabah pada Maret.
Laporan itu mengungkapkan, jumlah rumah tangga Israel yang hidup dalam kemiskinan meningkat dari 20,1 persen menjadi 29,3 persen pada 2020. Sekitar 850 ribu rumah tangga di Israel kekurangan perumahan, pendidikan, perawatan kesehatan dan makanan, dengan 268 ribu jatuh ke dalam kemiskinan sejak awal pandemi.
Menurut laporan yang diterbitkan Rabu (9/12), industri pariwisata vital negara telah menyusut menjadi hampir nol dan ribuan bisnis telah tutup. Lebih buruk lagi, Pemerintah Israel telah berselisih tentang mengeluarkan anggaran nasional, yang mengakibatkan pemotongan besar-besaran pada layanan sosial.
Laporan oleh LSM antikemiskinan terbesar di Israel ini, didasarkan pada temuan dari serangkaian survei dan studi yang dilakukan Latet dari Juli hingga Oktober 2020. Saat ini, Israel, yang memiliki populasi sekitar 9,25 juta jiwa menghadapi 348.000 kasus virus corona dan setidaknya 2.932 kematian.