Kamis 10 Dec 2020 01:15 WIB

Presiden Belarusia Dilarang Hadiri Olimpiade

IOC juga membekukan pembayaran kepada NOC Belarusia.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Foto: EPA
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dilarang menghadiri Olimpiade sebagai ketua dari Komite Olimpiade Nasional negaranya. Hal itu diberlakukan sebagai bagian sanksi yang dijatuhkan oleh Komite Olimpiade Internasional (OIC).

IOC menjatuhkan sanksi kepada dua ofisial lainnya di NOC Belarusia, termasuk putra Lukashenko, Victor, yang menjabat sebagai wakil presiden pertama dari badan Olimpiade nasional tersebut.

Baca Juga

Belarusia, negara berpenduduk 9,5 juta yang dipandang Rusia sebagai wilayah penyangga keamanan melawan NATO, telah diguncang arus protes besar-besaran sejak 9 Agustus terkait pemilihan presiden yang diklaim dimenangi oleh Lukashenko.

Lawan politiknya menuduh terjadinya kecurangan dalam pemungutan suara itu dan ingin dia mundur.

Atlet-atlet Belarusia telah menyurati IOC menuntut tindakan segera, menyebut adanya diskriminasi dan penahanan beralasan politis yang dilakukan otoritas setempat.

"IOC telah mengambil kesimpulan bahwa tampaknya kepemimpinan saat ini tidak melindungi para atlet Belarusia dengan layak dari diskriminasi politis dalam NOC, anggota federasi mereka atau gerakan olahraga," kata presiden IOC Thomas Bach seperti dikutip Reuters.

"Ini berlawanan dengan prinsip-prinsip fundamental dari Piagam Olimpiade oleh karena itu sangat mempengaruhi reputasi dari gerakan Olimpiade," kata dia, seraya menambahkan keputusan itu bersifat provisional.

IOC juga membekukan pembayaran kepada NOC Belarusia sedangkan beasiswa bagi para atlet untuk persiapan ke Olimpiade akan langsung diberikan kepada mereka.

Setiap rencana menggelar ajang olahraga di Belarusia juga harus ditangguhkan oleh semua federasi internasional, kata Bach.

Belarus dijadwalkan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Hoki Es 2021.

Lukashenko, yang telah memegang tampuk pimpinan negara selama 26 tahun, telah mengabaikan protes yang terjadi dan mengatakan mereka disponsori oleh Barat. Dia juga tidak menunjukkan keinginan untuk membuka dialog dengan oposisi.

Tokyo akan menggelar Olimpiade musim panas tahun depan sedangkan Beijing menjadi tuan rumah pesta olahraga musim dingin sedunia pada 2022.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement