REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- British Islamic Medical Association (BIMA) menyatakan telah menyetujui vaksin Pfizer atau BioNTech untuk digunakan oleh komunitas Muslim. Keputusan tersebut diambil setelah mslakukan konsultasi dengan para profesional perawatan kesehatan Muslim, cendekiawan Islam, dan badan perwakilan dari seluruh Inggris.
"Dengan mempertimbangkan informasi yang ada, BIMA mengatakan, menganggap sebaiknya memberikan vaksin kepada individu berisiko yang memenuhi syarat di komunitas Muslim," kata BIMA dilansir dari About Islam, Kamis (10/12).
BIMA juga menegaskan, tidak ada produk hewani dalam vaksin ini dan tidak ada sel turunan hewan yang telah digunakan. Vaksin Pfizer atau BioNTech telah disetujui baru-baru ini di Inggris.
Menurut BIMA, setiap vaksin akan dinilai secara independen dan hasil awal menyebutkan, vaksin tersebut lebih dari 90 persen efektif. Cara vaksin ini dibuat tidak seperti vaksin tradisional, yang bekerja dengan memasukkan dosis virus atau bakteri yang lemah atau tidak aktif ke dalam tubuh untuk membuat sistem kekebalan menghasilkan antibodi, vaksin m-RNA ini bekerja dengan mentransmisikan kode genetik ke sel yang menyuruh mereka menghasilkan protein, yang pada gilirannya mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Di tempat lain, para sarjana dari beberapa lembaga Islam di Inggris telah mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa vaksin baru Pfizer BioNTech COVID-19 adalah halal. Fatwa kehalalan vaksin telah ditandatangani oleh Deobandi ulama Yusuf Shabbir dan Mufti Shabbir Ahmad dari Darul Uloom Blackburn, Mufti Muhammad Tahir dari Darul Uloom Bury, dan konsultan NHS Mawlana Kallingal Riyad.
Mereka berkata: “Kami menghubungi perusahaan Pfizer untuk meminta rincian bahan yang digunakan. Ini juga tersedia di tautan ini . Awalnya, bahan yang menjadi perhatian hanya kolesterol, karena bisa bersumber dari lemak hewani meski biasanya bersumber dari telur ayam,"
Pernyataan Pemerintah tersebut menegaskan bahwa tidak ada yang bersumber dari lemak hewani, oleh karena itu vaksin ini dinyatakan Halal. Perusahaan juga telah mengonfirmasi hal ini juga mengirimkan email yang menyatakan, "Semua eksipien lipid yang digunakan dalam Vaksin COVID-19 mRNA BNT162b2 berasal dari sumber yang diturunkan dari tumbuhan atau sintetis. Vaksin tidak mengandung komponen hewani."