Kamis 10 Dec 2020 09:34 WIB

Prediksi Keuangan Syariah Global 2024, Indonesia Teratas

Indonesia diprediksi teratas di keuangan syariah global pada 2024.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Prediksi Keuangan Syariah Global 2024, Indonesia Teratas. Foto : Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Prediksi Keuangan Syariah Global 2024, Indonesia Teratas. Foto : Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --- Laporan Perkembangan Keuangan Islam 2020 yang dirilis Refinitiv dan Perusahaan Syariah untuk pengembangan sektor swasta, ICD yang merupakan pengembangan sektor swasta dari Bank Pembangunan Islam, IsDB pada Kamis (9/12) menyebutkan bahwa aset keuangan syariah global pada 2024 diperkirakan akan mencapai 3,69 triliun USD.

Menurut laporan itu, aset keuangan syariah global meningkat sebanyak 14 persen year on year dengan total 2,88 triliun pada 2019. Aset keuangan syariah dari Dewan Kerjasama Teluk, GCC, mencapai 1,2 triliun pada 2019. Diikuti Timur Tengah dan Afrika Utara, MENA sebesar 755 miliar dolar, dan Asia Tenggara 685 miliar dolar. Sektor perbankan Islam menyumbang sebagian besar aset keuangan syariah global. Sektor ini tumbuh 14 persen pada 2019 atau setara dengan 1,99 triliun aset global dibandingkan pada 2018 yang pertumbuhannya hanya 1 persen dan pertumbuhan tahunan rata-rata 5 persen selama periode 2015 hingga 2018.

Baca Juga

Menurut laporan tersebut, lima negara maju yang menempati posisi teratas dalam keuangan syariah adalah Malaysia, Indonesia, Bahrain, UEA dan Arab Saudi.

Tahun ini Indonesia menunjukkan salah satu peningkatan paling menonjol dalam Indikator pengembangan keuangan syariah, IFDI, naik ke posisi kedua untuk pertama kalinya karena peringkat pengetahuan dan kesadarannya yang tinggi.

"Kurangnya data yang relevan dan dapat ditindaklanjuti telah menahan industri keuangan syariah terlalu lama. Itulah mengapa Indikator Pengembangan keuangan syariah sekarang menjadi alat yang penting bagi pembuat kebijakan dan pelaku pasar. Pasar ini adalah bernilai hampir 3 triliun dolar dan saya senang dengan masa depannya, terutama dalam hal Sukuk dan karena keuangan syariah memiliki banyak kesamaan dengan keuangan berkelanjutan - salah satu tren paling signifikan dalam bisnis global saat ini," CEO Refinitiv, David Craig seperti dilansir Emirat News Agency (WAM) pada Kamis (9/12).

"Kami percaya, analisis dan informasi yang diberikan dalam laporan tahun ini akan berfungsi sebagai titik referensi penting untuk keadaan industri keuangan Islam selama masa-masa sulit ini dan kami tetap yakin bahwa keuangan Islam dapat memainkan peran utama dalam mengurangi konsekuensi sosial dan ekonomi dari pandemi COVID-19," CEO ICD, Ayman Sejiny.

Laporan ini mencakup 135 negara dan didasarkan pada lima metrik utama yang terdiri dari Perkembangan Kuantitatif, Pengetahuan, Tata Kelola, Kesadaran, dan Tanggung Jawab Perusahaan dan Sosial, CSR.

Menurut laporan tersebut, Green and Socially Responsible Investments, SRI, meningkat di UEA dan Asia Tenggara pada  2020. Pandemi ini mengubah permainan karena beberapa bank syariah melaporkan kerugian dan mengurangi keuntungan sepanjang tahun ini. Pandemi juga telah menyebabkan pertumbuhan di beberapa area industri karena beberapa regulator beralih ke keuangan Islam untuk mengurangi dampak ekonomi.

Penerbitan Sukuk Perusahaan juga meningkat setelah penghentian yang hati-hati pada kuartal pertama tahun 2020. Laporan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mengambil keuntungan dari biaya pinjaman yang rendah untuk menopang keuangan mereka, sementara pandemi terus menghantam perdagangan dan ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement