REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO – Airbnb dan DoorDash memulai debutnya di pasar saham pekan ini. Mereka menjadi bagian dari parade unicorn, di mana banyak perusahaan rintisan populer memutuskan go public.
Startup yang dikenal sebagai unicorn, siap memanfaatkan pasar yang haus akan bisnis generasi muda yang menjanjikan pertumbuhan cepat. Beberapa di antaranya mengambil keuntungan dari perubahan gaya hidup akibat pandemi virus corona.
Penawaran umum perdana (IPO) besar pekan ini termasuk layanan pengiriman makanan Doordash, yang telah mencatatkan pertumbuhan permintaan selama pembatasan aktivitas pada masa pandemi. Langkah DoorDash diikuti oleh platform penginapan rumah dan e-commerce Wish.
Perusahaan yang go public dengan valuasi tinggi, beberapa di antaranya mencapai puluhan miliar dolar AS, terkonsentrasi di teknologi. Misalnya, grup analitik data besar Palantir dan perusahaan penyimpanan cloud Snowflake yang melantai di bursa saham pada awal 2020.
Seperti dilansir di Arab News, Kamis (10/12), terdapat 420 penawaran umum perdana di pasar AS sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut 88 persen lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, menurut StockAnalysis.com.
Perusahaan telah mengumpulkan sekitar 144,8 miliar dolar AS secara keseluruhan pada go public di pasar AS tahun ini. Berdasarkan data Dealogic, akumulasi itu menjadi yang terbesar dalam 25 tahun terakhir.
Analis Wedbush, Dan Ives, menyebutkan, kini dunia sedang melihat beberapa perusahaan teknologi terkuat dalam lima hingga tujuh tahun terakhir, go public. "Ini jelas merupakan tahun yang kuat untuk IPO," ujarnya.
Ives menjelaskan, 'nafsu' investor sangat kuat di sektor-sektor seperti perdagangan, elektronik, keamanan siber dan komputasi awan.
Beberapa startup memanfaatkan waktu utama untuk mengumpulkan uang di pasar publik, sementara model bisnis mereka terlihat menjanjikan dan pasar sangat menginginkan peluang.
DoorDash membidik harga saham pembukaan 102 dolar AS, menyebabkan valuasi perusahaan rintisan pengiriman makanan berada di level 38,7 miliar dolar AS secara keseluruhan untuk debut pasar sahamnya pada Rabu (9/12), menurut laporan media AS.
Tanpa menambahkan kepemilikan pribadi yang dipegang banyak orang perusahaan, DoorDash memiliki valuasi 32,4 miliar dolar AS. Nilai ini lebih tinggi dua kali lipat dari 16 miliar dolar AS yang didapatkan DoorDash selama putaran pendanaan swasta pada Juni.
Renaissance Capital menyebutkan, IPO DoorDash menjadi pembuka parade IPO para unicorn di bulan ini.
Pengiriman makanan dan bahan makanan diketahui telah meningkat selama pandemi seiring dengan restoran yang memberlakukan pembatasan atau tidak melayani dine in sama sekali. DoorDash, bersaing dengan GrubHub dan Uber Eats, mengoperasikan platform online terkemuka yang menghubungkan pemesan makanan dengan mereka yang ingin mengirimkannya.
Di sisi lain, Airbnb, mengalami tekanan bersama dengan industri perjalanan lainnya. Tapi, perusahaan berjanji melakukan operasional yang lebih baik begitu orang di seluruh dunia kembali berlibur dan bertualang.
New Constructs menyebutkan, Airbnb memiliki jalur yang masuk akal menuju profitabilitas dan pertumbuhan apabila dapat menahan biaya produksi sambil melakukan ekspansi global.
Airbnb yang diperkirakan akan memasuki pasar pada Kamis, bernasib lebih baik daripada rekan-rekan industri perjalanan lainnya. Platform berbagi rumah ini dinilai menawarkan daya tarik lebih selama pandemi.
Pertanyaan kuncinya, apakah perusahaan-perusahaan yang baru muncul ini mewakili masa depan atau hanya sekejap saja.
Beberapa analis mengatakan, pandemi telah mendistorsi ekonomi dan terlalu dini untuk mengetahui bagaimana perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang ini akan terus tumbuh.
Charlie Bilello dari Compound Advisers menjelaskan, demam IPO saat ini sepanas pada 1999-2000. "Berapa lama parade akan berlangsung? Tidak ada yang tahu. Tahun 2020 mengajarkan kita bahwa setiap waktu memiliki karakter IPO berbeda," katanya.