Kamis 10 Dec 2020 11:09 WIB

DKI Larang Tempat Wisata Buat Perayaan Malam Tahun Baru

Tim Satgas internal tempat wisata diminta lakukan pengawasan

Rep: Febryan A/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pengunjung bermain di Pantai Ancol, Jakarta, Sabtu (7/11/2020). Pengelola Pantai Ancol menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung salah satunya memberikan imbauan agar tetap menjaga jarak dengan rombongan pengunjung lain untuk mencegah penularan COVID-19.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pengunjung bermain di Pantai Ancol, Jakarta, Sabtu (7/11/2020). Pengelola Pantai Ancol menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung salah satunya memberikan imbauan agar tetap menjaga jarak dengan rombongan pengunjung lain untuk mencegah penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang industri pariwisata seperti hotel dan restoran membuat acara perayaan malam tahun baru 2021. Larangan ini dibuat untuk mencegah penularan virus corona.

Larangan itu tertuang dalam surat edaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Nomor 900/SE/2020 tentang Tertib Operasional Tempat Usaha Pariwisata Pada Malam Pergantian Tahun Baru 2020/2021. Edaran itu ditandatangani Plt Kepala Dinas Parekraf Gumilar Ekalaya, Senin (7/12).

Edaran itu mempersilakan industri pariwisata tetap beroperasi asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan dan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, dilarang membuat acara perayaan malam tahun baru."Tidak diperkenankan untuk melakukan perayaan kegiatan malam tahun baru 2020-2021 yang berpotensi menciptakan kerumunan atau keramaian pada kegiatan masing-masing," kata Gumilar dalam surat edaran tersebut.

Gumilar meminta Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 internal tempat pariwisata seperti hotel dan restoran untuk melakukan pengawasan. Satgas juga diminta menjamin tidak terjadinya kerumunan dan mendisiplinkan para tamu agar mematuhi protokol kesehatan.

Selain itu Gumilar juga meminta seluruh usaha pariwisata menaati batas jam operasional sesuai ketentuan PSBB Transisi, yakni hanya sampai pukul 21.00 WIB. "Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menindak tegas sesuai ketentuan apabila terjadi pelanggaran protokol kesehatan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement