REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam menganjurkan umat Muslim untuk menghindari utang. Beberapa hadits memberikan isyarat kepada setiap Muslim supaya sebisa mungkin menghindari utang, sampai betul-betul butuh.
Ustadz Muhammad Abdul Wahab Lc menjelaskan, sejumlah hadits Rasulullah SAW yang menegaskan hal itu.
Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan Aisyah RA. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim ini, Rasulullah SAW berdoa dalam sholat:
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله ﷺ كان يدعو في الصلاة ويقول: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ. فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ فَقَالَ: إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
"Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang". Lalu ada seseorang yang bertanya, "Mengapa banyak meminta perlindungan dari utang, wahai Rasulullah?"
Kemudian, Rasul menjawab, "Sesungguhnya seseorang apabila memiliki utang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya".
"Lebih dari itu, bahkan Rasulullah pernah menolak ketika diminta untuk menyalatkan salah seorang sahabat yang meninggal dunia namun masih memiliki utang yang belum terlunasi," terang Ustadz Abdul Wahab dilansir dari Rumah Fiqih Indonesia, Kamis (10/12). Penolakan tersebut sebagaimana hadits berikut:
عن جابر رضي الله عنه قال: مات رجل فغسلناه وكفناه وحنطناه ووضعناه لرسول الله ﷺ حيث توضع الجنائز عند مقام جبريل، ثم آذنا رسول الله ﷺ بالصلاة عليه، فجاء معنا فتخطى خطى ثم قال: أعليه دين؟ قلنا: ديناران فانصرف فتحملهما أبو قتادة، وفي رواية: صلوا على صاحبكم ورفض ﷺ أن يصلي عليه إشعاراً للأمة بخطورة الدين وأهمية قضائه، قال: صلوا على صاحبكم وصلاة الرسول ﷺ على المؤمنين فيها رحمة عظيمة لهم، قال: صلوا على صاحبكم فقال له رجل منا يقال له أبو قتادة: يا رسول الله! هما علي أنا أقضي دين هذا الرجل، فصلى رسول الله ﷺ عليه، ثم لقي النبي ﷺ أبا قتادة من الغد، فقال: ما صنعت الديناران؟ قال: يا رسول الله! إنما مات أمس - يعني ما صار له وقت طويل- فقال: ما صنعت الديناران؟ ثم لقيه من الغد فقال: ما فعل الديناران؟ قال: قد قضيتهما يا رسول الله، قال: الآن بردت عليه جلده
Dari Jabir RA, dia berkata, "Seorang laki-laki meninggal dunia dan kami pun memandikan jenazahnya, lalu kami mengkafaninya dan memberinya wangi-wangian. Kemudian kami datang membawa mayit itu kepada Rasulullah SAW. Kami berkata, 'Shalatkanlah jenazah ini.' Beliau melangkahkan kakinya, lalu bertanya, 'Apakah dia mempunyai tanggungan utang?' Kami menjawab, 'Dua dinar'. Lalu beliau pergi.
Abu Qatadah kemudian menanggung utangnya, kemudian kami datang kepada beliau lagi, kemudian Abu Qatadah berkata, 'Dua dinarnya saya tanggung.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu betul akan menanggungnya sehingga mayit itu terlepas darinya?
Abu Qataadah menjawab, 'Ya'. Maka Rasulullah pun mensholatinya. Kemudian setelah hari itu, Rasulullah SAW bersabda, 'Apakah yang telah dilakukan dua dinar tersebut?' Maka Abu Qatadah berkata, "Sesungguhnya ia baru meninggal kemarin.' Kemudian Jabir berkata, 'Rasulullah mengulangi pertanyaan itu keesokan harinya. Lalu Abu Qatadah berkata, 'Aku telah melunasinya wahai Rasulullah!' Kemudian Rasulullah bersabda, 'Sekarang barulah dingin kulitnya!
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Wahab menyampaikan dua hadits lain yang juga menunjukkan bahwa utang yang ditinggalkan seseorang ketika meninggal akan menjadi salah satu perkara yang menghalanginya masuk surga. Dua hadits itu ialah:
عن ثوبان رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: من فارقت روحه جسده وهو بريء من ثلاث دخل الجنة: الغلول والدين والكبر
"Dari Tsauban RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal: sombong, ghulul (khianat) dan utang, maka dia akan masuk surga."
"Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: نفس المؤمن معلقة بدينه حتى يقضى عنه "Jiwa seorang mukmin itu tertahan oleh sebab utangnya sampai utang itu dilunasi."