REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat akibat terdampak pandemi covid-19. Program BST langsung disalurkan kepada keluarga penerima anfaat (KPM).
Sesuai Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam, Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid-19) ditetapkan sebagai Bencana Nasional. Untuk menangani penyebaran covid-19, Presiden Joko Widodo menginstruksikan melaksanakan jaring pengamanan sosial hingga memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat yang terdampak pandemi.
Masyarakat yang terdampak menerima bantuan sembako serta BST yang dalam penyalurannya dilakukan oleh PT Pos Indonesia. Dipilihnya PT Pos Indonesia karena memiliki jaringan hingga ke seluruh pelosok daerah di Indonesia. Dengan bantuan dari pemerintah diharapkan mampu mengurangi beban ekonomi, dan memenuhi kebutuhan pokok bagi masyarakat terdampak.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan, PT Pos Indonesia telah menyalurkan BST gelombang I sebesar Rp 600 ribu per KPM selama tiga tahap, yakni April hingga Juni 2020. BST gelombang II disalurkan sebesar Rp 300 ribu per KPM selama enam tahap, mulai Juli hingga Desember 2020.
Penyaluran BST dilakukan PT Pos Indonesia secara tepat dan cepat melalui pelayanan di luar Kantor Pos seperti kantor desa, kelurahan, sekolah dan lokasi lainnya yang dekat dengan masyarakat.
“Semuanya dalam rangka mematuhi protokol kesehatan sehingga mengurangi antrean dan kerumunan,” ucap Faizal. PT Pos Indonesia juga meningkatkan kordinasi dengan lembaga sosial, pemerintah daerah, serta petugas keamanan seperti kepolisian dan TNI.
Dalam penyalurannya, PT Pos Indonesia mengedepankan pembayaran sekaligus agar proses salur lebih efektif, memudahkan dan meringankan KPM. Penyaluran BST ini termasuk untuk derah pesisir, pulau terpencil, dan wilayah perbatasan negara.
“Diharapkan, BST ini mampu mengurangi beban KPM yang terdampak covid-19," kata Faizal.
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM) Kemensos Asep Sasa Purnama mengatakan, penyaluran BST menunjukkan angka lebih dari 97 persen. Hal ini merupakan prestasi yang sangat baik. Asep optimistis penyaluran BST tahap 9 akan mencapai angka sempurna, 100 persen.
”Ini artinya bantuan yang diamanahkan kepada kami, kemudian kami titipkan kepada PT Pos Indonesia untuk disalurkan kepada penerima terlaksana dengan baik. Selain itu, masyarakat juga tidak ada kendala ketika mengambil bantuan ini. Dengan realisasi yang begitu tinggi kami di Kemensos tentu akan lebih semangat, dan ini membuktikan daerah memiliki kesiapan ketika ada bantuan yang lain,” kata Dirjen PFM Asep.
Dia berharap, semua daerah di Indonesia bisa bersinergi dengan baik terkait penyaluran BST dari Kemensos. Tujuannya agar masyarakat mendapatkan manfaat yang masimal dan optimal dengan adanya bantuan tersebut.
"Tahun ini, Kemensos mendapatkan amanah untuk menyalurkan bantuan kepada sembilan juta masyarakat kurang mampu di Indonesia. Tahun depan, akan ditingkatkan menjadi 10 juta penerima. Tentu ini tidak mudah ya. Oleh karena itu kami tengah melakukan konsolidasi dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten kota untuk melakukan pendataan,” ucapnya.
Dia menambahkan, dengan penambahan jumlah penerima, Kemensos juga akan melakukan penyesuaian dengan jumlah uang yang diterima. Kemudian, juga dengan data penerima yang terus akan diseleksi dengan ketat agar masyarakat kurang mampu dan belum mendapatkan bantuan ini bisa mendapatkan bantuan.
”Nanti bisa juga masyarakat yang sudah menerima program ini lama kemudian keadaanya lebih baik dari calon penerima bisa saja nanti diganti. Kemudian juga karena jumlahnya bertambah kita akan lakukan penyesuaian,” ujar Dirjen PFM Asep.
Salah satu penerima BST ialah Oman Samsudin. Warga Desa Manyeti, Kabupaten Subang, ini berprofesi sebagai penjual nasi.
"Alhamdulillah, ada bantuan untuk keperluan hidup saya dan keluarga, juga ibu saya. Kami bersyukur diberikan bantuan oleh Presiden Jokowi, Kemensos, PT Pos Indonesia, dalam bentuk bantuan tunai untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari," ucap Oman.
Tak hanya KPM penerima BST yang berbahagia menerima bantuan, para petugas di Kantor Pos yang menyalurkan bantuan pun turut senang. Misalnya, Arbi Maulana Sabila. Dia bertugas sebagai juru bayar di Kantor Pos Subang, terutama di Kota Subang.
"Tugas saya menyampaikan data KPM bantuan sosial tunai ini kepada aparat desa, agar memberitahukan kepada penerimanya masing-masing di desa tersebut. Lalu, saya menyalurkan ke setiap desa yang lumayan banyak di Kota Subang. Penyaluran dimulai pada April hingga Juni 2020, senilai Rp 600 ribu. Setelah itu, bantuan yang disalurkan sebesar Rp 300 ribu pada Juli hingga saat ini sudah masuk tahap 8 pada November," kata Arbi.
Meski bersusah payah menyalurkan BST, segala lelah Arbi sirna tatkala menyaksikan rona kebahagiaan terpancar di wajah para KPM saat menerima bantuan.
"Saya sangat bangga terlibat dalam penyaluran BST, bisa bertemu langsung dan melihat sendiri, serta merasakan kondisi warga Subang yang terdampak covid-19. Mereka senang menerima bantuan yang diberikan oleh Kemensos melalui PT Pos Indonesia. Ada rasa haru melihat mereka tersenyum menerima bantuan tersebut," tutur Arbi.
Kepala Kantor Pos Subang Dadang Hermawan menjelaskan, penyaluran BS tahap 7 telah dilakukan dan mencapai 98,90 persen. Kantor Pos Subang membawahi wilayah Kabupaten Subang dengan 30 kecamatan. Melihat area penyaluran yang demikian luas, Dadang berharap para KPM bersabar menanti penyaluran BST.
"Kami mohon warga bersabar dan mentaati jadwal yang sudah ditetapkan. Kami akan memberikan layanan semaksimal mungkin hingga selesai, hingga warga mendapatkan hak yang diberikan oleh Kementerian Sosial," ucap Dadang.