Kamis 10 Dec 2020 14:46 WIB

BPBA: Lima Warga Aceh Utara Meninggal Terseret Banjir

BPBA menyatakan 23 kecamatan di Aceh Utara terendam banjir

Sejumlah warga mengarungi banjir yang merendam ibukota Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (7/12/2020). Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang melanda 22 kecamatan dan menerapkan status siaga 1 bencana daerah selama 14 hari terhitung 7 Desember 2020 hingga 20 Desember 2020
Foto: RAHMAD/ANTARA
Sejumlah warga mengarungi banjir yang merendam ibukota Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (7/12/2020). Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang melanda 22 kecamatan dan menerapkan status siaga 1 bencana daerah selama 14 hari terhitung 7 Desember 2020 hingga 20 Desember 2020

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan lima warga meninggal dunia karena terseret arus banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara akibat curah hujan intensitas tinggi sejak beberapa hari lalu.

"Lima korban meninggal dunia dalam peristiwa banjir di Kabupaten Aceh Utara," kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi dalam laporan kondisi terakhir di Kota Banda Aceh, Kamis (10/12).

Lima warga meninggal dunia tersebut yakni Abdullah (60) warga Teungoh Geulumpang, Mansur (50) warga Prie, Tihawa (90) warga Keutapang, Rusli M Nur (52) warga Keude Blang Mee dan Muhammad Mawaris (16) warga Trieng Pantang.

BPBA menyatakan 23 kecamatan yang terendam banjir di Aceh Utara. Data sementara total korban sebanyak 26.760 jiwa dari 21.318 kepala keluarga (KK) dan pengungsi mencapai 42.625 jiwa dari 5.547 KK dan puluhan ribu unit rumah.

Petugas BPBD Aceh Utara masih terus melakukan pendataan jumlah korban, pengungsi dan rumah yang terendam serta total kerusakan akibat bencana alam akhir tahun itu.

Sekaligus BPBD juga terus membangun kerjasama dengan seluruh instansi terkait proses evakuasi, penyaluran logistik dan penanganan lainnya terhadap bencana banjir serta longsor di salah satu kecamatan.

"Camat, Muspika serta perangkat gampong terdampak banjir diminta untuk terus melapor secara kontinu perkembangan banjir," kata Sunawardi.

Laporan terakhir, debit air di sejumlah gampong dan kecamatan juga sudah mulai surut. Jalan nasional Banda Aceh-Medan yang sempat terendam banjir juga sudah bisa dilalui kendaraan.

Hujan deras melanda wilayah Aceh Utara dan pegunungan Kabupaten Bener Meriah yang mengakibatkan Sungai Krueng Jambo Aye Arakundo dan Krueng Keureuto dan Krueng Pirakmeluap dan merendam sejumlah kecamatan pada Jumat (4/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement