REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan lima warga meninggal dunia karena terseret arus banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara akibat curah hujan intensitas tinggi sejak beberapa hari lalu.
"Lima korban meninggal dunia dalam peristiwa banjir di Kabupaten Aceh Utara," kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi dalam laporan kondisi terakhir di Kota Banda Aceh, Kamis (10/12).
Lima warga meninggal dunia tersebut yakni Abdullah (60) warga Teungoh Geulumpang, Mansur (50) warga Prie, Tihawa (90) warga Keutapang, Rusli M Nur (52) warga Keude Blang Mee dan Muhammad Mawaris (16) warga Trieng Pantang.
BPBA menyatakan 23 kecamatan yang terendam banjir di Aceh Utara. Data sementara total korban sebanyak 26.760 jiwa dari 21.318 kepala keluarga (KK) dan pengungsi mencapai 42.625 jiwa dari 5.547 KK dan puluhan ribu unit rumah.
Petugas BPBD Aceh Utara masih terus melakukan pendataan jumlah korban, pengungsi dan rumah yang terendam serta total kerusakan akibat bencana alam akhir tahun itu.
Sekaligus BPBD juga terus membangun kerjasama dengan seluruh instansi terkait proses evakuasi, penyaluran logistik dan penanganan lainnya terhadap bencana banjir serta longsor di salah satu kecamatan.
"Camat, Muspika serta perangkat gampong terdampak banjir diminta untuk terus melapor secara kontinu perkembangan banjir," kata Sunawardi.
Laporan terakhir, debit air di sejumlah gampong dan kecamatan juga sudah mulai surut. Jalan nasional Banda Aceh-Medan yang sempat terendam banjir juga sudah bisa dilalui kendaraan.
Hujan deras melanda wilayah Aceh Utara dan pegunungan Kabupaten Bener Meriah yang mengakibatkan Sungai Krueng Jambo Aye Arakundo dan Krueng Keureuto dan Krueng Pirakmeluap dan merendam sejumlah kecamatan pada Jumat (4/12).