REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker menjadi penyebab kematian kedua paling umum di Amerika Serikat (AS). Hampir 600 ribu orang di AS meninggal dunia karena kanker setiap tahun.
Artinya, lebih dari 1.600 orang Amerika meninggal dunia karena kanker setiap harinya. Dengan angka kematian yang begitu tinggi, Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang bisa meningkatkan risiko kanker? Jawabannya, banyak.
Kanker dapat merusak tubuh, seperti tentara yang menyerang. Sebab, pembunuh sel beracun tumbuh tanpa henti menjadi tumor yang berubah dengan cepat.
Beberapa jenis kanker bahkan berada di luar kendali kita. Ada yang dipicu cacat genetik dan kecenderungan tertentu, misalnya faktor lingkungan.
Meski demikian, bukan berarti kita tidak bisa menghindarinya. Melansir laman Eat This pada Kamis (10/12), berikut delapan cara menurunkan risiko kanker, merangkum saran dari para pakar.
1. Batasi konsumsi gula
Tuangkan sedikit gula, jangan terlalu banyak. Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat secara aktif merusak sel, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker.
Penelitian baru menunjukkan gula sebenarnya dapat memicu pertumbuhan tumor dalam tubuh. Batasi konsumsi gula, dan mulailah dengan mengurangi gula tambahan yang biasanya ada pada roti hingga saus pasta.
2. Hindari konsumsi makanan olahan
Sebuah studi di Prancis yang diterbitkan BMJ menemukan bahwa mengonsumsi makanan olahan berkorelasi dengan sejumlah gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung koroner dan kardiovaskular, serta kanker. Lebih banyak penelitian perlu dilakukan, tetapi hasil studi menunjukkan bahaya pola makan yang semakin banyak terdiri dari makanan yang diproses dapat meningkatkan kanker.
3. Hindari konsumsi bacon atau sosis
Hot dog tidak terlalu bagus untuk kesehatan. Sebuah studi BMJ menyebutkan bahwa daging merah olahan seperti bacon dan beberapa jenis sosis dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker dan kematian.
Jenis daging itu diolah untuk diawetkan atau dibumbui dengan diasapi, diasinkan, diawetkan, dan banyak lagi. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa jenis daging itu terbukti bersifat karsinogen. Selain pengolahan, daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal hingga pankreas dan prostat, tapi butuh lebih banyak penelitian.
4. Kurangi penggunaan pelembut kain
Dibuat untuk melembutkan serat kain dan memberikan bau cucian bersih, produk itu dapat menghasilkan sekumpulan bahan kimia beracun. The Journal of Toxicology and Environmental Health mempelajari pelembut kain yang berbeda.
Mereka menemukan bahwa beberapa pelembut kain dapat berisiko sebagai racun. Di antara bahan-bahan paling berbahaya yang ditemukan, yakni benzyl acetate (terkait dengan kanker pankreas), benzyl alcohol, etanol, limonene (karsinogen yang diketahui), dan kloroform. Pertimbangkan beberapa opsi tidak beracun yang terbuat dari produk nabati seperti pelembut kain alami.
5. Pentingnya menyusui
Anda memiliki bayi? Susuilah bayi anda. Ternyata, menyusui bayi dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute menunjukkan bahwa wanita yang menyusui didiagnosis lebih rendah mengalami kanker payudara.
6. Hindari menggunakan kosmetik dan produk perawatan tertentu
Saatnya mulai membaca label produk kecantikan lagi. Tidak semua bahan sehat, dan beberapa karsinogen top yang harus diwaspadai termasuk DEA (dilarang oleh Uni Eropa), ftalat, dan formaldehida.
7. Mengkonsumsi terlalu banyak garam
Terlalu banyak garam tidak baik bagi tubuh. Penelitian menunjukkan bukti kuat bahwa makanan tinggi garam tertentu dapat menyebabkan kanker perut, dari sayuran yang diawetkan dengan garam hingga daging dan ikan asin.
Semakin banyak mengonsumsi makanan itu, maka semakin tinggi risiko terkena kanker perut. Kanker perut adalah kanker pembunuh terbesar ketiga dan kanker paling umum ke lima di dunia. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi garam berlebihan merusak lapisan perut, menyebabkan les, yang jika tidak sembuh dengan baik, maka dapat menyebabkan kanker perut.
8. Hindari menggunakan cat kuku
Sekitar dua juta galon cat kuku dijual setiap tahun di Amerika Serikat. Namun, ada sesuatu yang berbahaya bersembunyi di dalamnya, yakni karsinogen. Banyak cat kuku konvensional mengandung formalin.
Butil asetat, pelarut, dan etil metakrilat merupakan bahan utama pada cat kuku akrilik membuat pemakainya berisiko terkena kanker. Paparan bahan kimia karsinogenik itu juga dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan masalah reproduksi. Sebaiknya, pilih cat kuku alami.