Kamis 10 Dec 2020 17:11 WIB

Jalur Pendakian ke Puncak Gunung Slamet Ditutup Sementara

Penutupan jalur pendakian dilakukan mengingat kondisi cuaca ekstrim di puncak gunung.

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
  Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).
Foto: Idhad Zakaria/Antara
Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Jalur pendakian menuju puncak Gunung Gunung Slamet melalui jalur Dusun Bambangan dan Gunung Malang Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, ditutup sementara. Penutupan jalur pendakian tersebut, dilakukan oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, selaku pengelola hutan di kawasan itu.

Junior manager Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Sugito, menyebutkan, penutupan jalur pendakian dilakukan mengingat kondisi cuaca ekstrim yang berlangsung belakangan ini. "Sampai kapan jalur pendakian kita tutup, belum bisa kita pastikan. Prinsipnya, sampai kondisi cuaca kembali memungkinkan," katanya.

Demikian juga saat ditanya apakah penutupan akan dilakukan hingga tahun baru 2022, Sugito mengaku belum bisa memastikan. Namun dia menyatakan, hal itu bisa saja dilakukan dengan pertimbangan keselamatan pendaki. 

"Bagi kami, yang terpenting adalah keselamatan pendaki," katanya.

Dia menyebutkan, kondisi cuaca sepanjang jalur pendakian, belakangan ini sering tidak menentu. Setiap hari, jalur pendakian dari kedua jalur tersebut selalu terjadi hujan deras yang diselingi petir dan angin kencang. 

"Kondisi cuaca seperti ini, kami nilai bisa membahayakan para pendaki. Karena itu, kami memutuskan untuk menutup sementara jalur pendakian ke Gunung Slamet," katanya.

Pada Senin (7/12), seorang pendaki diketahui meninggal dunia saat sedang melakukan pendakian di Gunung Slamet. Korban meninggal atas nama Syafanu Multazam (19), warga Kota Tegal. Pendaki ini dilaporkan meninggal di sekitar area pos 6 yang berlokasi di sekitar batas vegetasi puncak Gunung Slamet.

Sugito menyebutkan, korban melakukan pendakian melalui basecamp di Dusun Bambangan pada Sabtu (5/12) pagi. Saat itu, korban melakukan pendakian bersama enam rekannya.

Dalam proses pendakian tersebut, korban diketahui tertinggal oleh enam temannya. Bahkan sehari setelah keenam rekannya sampai di Dusun Bambangan, korban tidak juga kunjung turun sehingga tim SAR Gabungan melakukan pendakian untuk melakukan pencarian pada Senin (7/12).

Dalam pencarian tersebut, korban menemukan korban sudah dalam kondisi meninggal di Pos 6. Dari pemeriksaan medis oleh petugas Puskesmas Karangreja dan tim  Inafis Polres Purbalingga, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Korban diduga meninggal karena mengalami hipothermia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement