REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta Besar Uni Eropa (EU) untuk China Nicolas Chapuis mengatakan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) harus bekerja bersama untuk menentang diplomasi China yang disebut wolf-warrior, sebuah istilah untuk menggambarkan pendekatan agresif.
Berbicara dalam forum energi di Beijing pada Kamis (10/12), Chapuis menyebut bahwa EU berharap dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan AS yang baru di bawah Presiden Terpilih Joe Biden mengenai kebijakan terhadap China.
"Marilah kita bekerja sama dengan China sebisa mungkin, ketika kita bisa dan ketika China siap untuk bekerja sama. Marilah juga untuk tidak bersepakat ketika harus demikian," kata Chapuis.
"Kita mesti mempunyai pemahaman yang sama untuk mengatakan 'tidak' terhadap perundungan dan intimidasi, diplomasi yang memaksa, diplomasi wolf-warrior," kata dia, merujuk pada kebijakan luar negeri China yang dianggap semakin agresif.
Chapuis juga meminta negara-negara Eropa untuk bekerja sama dengan Australia, Selandia Baru, dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk "menemukan dasar yang sama" mengenai sengketa Laut China Selatan. China mengklaim hampir sebagian besar kawasan Laut China Selatan serta meminta negara lain agar tidak ikut campur dalam urusannya dengan beberapa negara ASEAN yang juga menjadi claimants area di perairan tersebut.
"Kebebasan navigasi adalah hal yang esensial. Laut China Selatan bukan hanya perkara China, namun merupakan masalah internasional," ujar Chapuis.