REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menggandeng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Bersama Perwakilan Kantor Bank Indonesia di Beijing, dan China Top 500 Foreign Trade Enterprises Club, BKPM bersama KBRI Beijing menggelar Indonesia-China Business Investment Forum 2020.
Forum bisnis bertema 'Doing Business with Wonderful Indonesia' itu, pertama kalinya diadakan di KBRI Beijing pada era new normal. Lebih dari 300 peserta daring dan luring yang berasal dari kalangan pengusaha, asosiasi bisnis, dan pejabat kementerian serta lembaga terkait Indonesia dan Tiongkok mengikuti agenda tersebut.
Realisasi investasi pada periode Januari sampai September 2020 meningkat 6 persen year on year (yoy). China tetap menjadikan Indonesia sebagai salah satu prioritas tujuan investasi bagi berbagai perusahaan China yang ingin masuk pasar global maupun memperluas investasinya di Indonesia.
Sebagai upaya mempromosikan budaya Indonesia, rangkaian acara Forum Bisnis diawali dengan pertunjukan Tari Janger yang berasal dari Pulau Bali. Dalam pidato pembukaan, Duta Besar RI Beijing Djauhari Oratmangun menjelaskan, perkembangan kerja sama TTI Indonesia-China pada masa pandemi dan pentingnya peningkatan hubungan RI-RRC diberbagai bidang kerja sama strategis.
“Forum bisnis ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh kalangan bisnis China untuk menggali informasi mengenai kebijakan dan peraturan investasi terkini di Indonesia,” ujar Djauhari melalui siaran pers, Kamis (10/12).
Senada dengan Dubes Djauhari, Sekjen China Top 500 Huang Jun juga menekankan pentingnya Indonesia bagi investor China dalam sambutannya.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sebagai pembicara kunci, menekankan dukungan penuh dari BKPM bagi pemulihan ekonomi nasional. Ia pun mengundang para investor RRC agar berkolaborasi dengan pengusaha nasional dan UMKM di Indonesia.
Dirinya turut memaparkan outlook perekonomian Indonesia yang semakin membaik di tengah pandemi. Pada sesi presentasi, Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman menjelaskan potensi dan perkembangan kebijakan investasi di Indonesia serta perkembangan hubungan investasi RI-RRc yang terus meningkat.
Indonesia memiliki banyak kawasan industri maupun zona ekonomi khusus seperti KEK Batang yang dapat menjadi pilihan investasi asing dengan berbagai fasilitas dan insentif khusus. Diterbitkannya UU Cipta Kerja belum lama ini merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk memberikan lebih banyak kemudahan berinvestasi bagi investor asing.
Kepala Kantor Perwakilan BI Beijing Arief Hartawan menyampaikan program yang dilaksanakan Bank Sentral Indonesia untuk mempercepat dan memfasilitasi hubungan ekonomi Indonesia-China. Termasuk melalui kesepakatan Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) maupun Local Currency Settlement (LCS) antara kedua negara untuk mendukung transaksi perdagangan dan investasi yang terus meningkat.
Sesi presentasi ditutup dengan sharing success story investasi di Indonesia oleh Kepala Branding & PR Department China Fortune Land Development (CFLD) Nicole Chang yang menyampaikan mengenai profil ekonomi Indonesia yang terbesar di kawasan ASEAN. Pertumbuhan PDB tahunan yang stabil dan lingkungan investasi yang kondusif bagi investor asing dan memiliki peluang bisnis yang tidak terbatas. Para peserta baik luring maupun daring sangat antusias menggali informasi lebih dalam pada sesi diskusi yang dipandu oleh Ketua Umum INACHAM Liky Sutikno.
Sebagai bagian dari penutupan Trade Expo Indonesia-Virtual Event 2020, pada sesi penutupan Forum Bisnis dilaksanakan penandatanganan LoI of Purchase tiga perusahaan China yaitu Beijing Huiyu Import-Export Co Ltd Hebei Jinyezi Pharmaceutical Co Ltd dan Prestige International Trading Company Ltd. Dengan total nilai sebesar 505 juta dolar AS (sekitar Rp 7,1 Triliun) dengan disaksikan oleh Dubes RI Beijing, Dirjen PEN Kemendag, Konjen RI Guangzhou, Konjen RI Shanghai, Wakil Kepala Perwakilan KBRI Beijing, Atase Perdagangan KBRI Beijing dan Kepala ITPC Shanghai.
Para peserta forum menilai, Indonesia terus menjadi negara penting bagi investasi, sejalan dengan kesepakatan sinergi BRI dan GMF. Bertumpu pada perkembangan positif RCEP dan UU Cipta Kerja, Forum Bisnis dipandang tepat waktu untuk mengedepankan perkembangan terkini investasi di Indonesia.