REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel dan Maroko sepakat untuk menormalisasi hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi Amrika Serikat AS pada Kamis (10/11). Kesepakatan ini menjadikan Maroko sebagai negara Arab keempat yang mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam empat bulan terakhir.
Seperti dilansir dari Arab News, Kamis (10/11), sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Presiden AS Donald Trump mengubah kebijakan AS yang telah berlangsung lama dan mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Sahara Barat sendiri merupakan wilayah gurun tempat sengketa teritorial yang telah berlangsung puluhan tahun antara Maroko melawan Front Polisario yang didukung Aljazair, sebuah gerakan memisahkan diri yang berupaya mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut.
Trump menyepakati perjanjian tersebut setelah berbicara dengan penguasa Maroko, Raja Mohammed VI melalui sambungan telepon. "Terobosan sejarah lain hari ini! Dua sahabat besar kita Israel dan Kerajaan Maroko telah menyetujui hubungan diplomatik penuh, sebuah terobosan besar untuk perdamaian di Timur Tengah!,” kata Trump melalui akun twitternya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyambut baik pengumuman Presiden Donald Trump melalui akun Twitter-nya, yang menyebut kesepakatan normalisasi antara Israel dan Maroko sebagai "perdamaian bersejarah antara kita".
Netanyahu mengatakan, normalisasi itu akan mengarah pada penerbangan langsung antara Maroko dan Israel. Menurut dia, kesepakatan keempat yang ditengahi AS antara Israel dan negara Arab dalam beberapa bulan terakhir tersebut juga akan menjadi "perdamaian yang sangat hangat".
"Saya selalu percaya bahwa perdamaian bersejarah ini akan datang. Saya selalu bekerja untuk itu,” ucap Netanyahu.
Dia pun berterima kasih kepada Trump dan Raja Maroko yang telah membuat keputusan bersejarah tersebut. "Saya juga ingin berterima kasih kepada Raja Maroko, Raja Mohammed the Sixth, karena telah mengambil keputusan bersejarah ini untuk membawa perdamaian bersejarah di antara kita,” katanya.