REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan ia tidak akan menggunakan otoritas eksekutif. Hal yang diharapkan sejumlah pendukungnya yang paling lantang.
Ia mengatakan tidak akan melanggar Konstitusi seperti yang terdengar dalam rekaman pembicaraan dalam pertemuan tertutup dengan pemimpin hak sipil. Rekaman audio pertemuan yang digelar Kamis (10/12) tersebut dimiliki media AS The Intercept.
Biden didesak untuk menggunakan perintah eksekutif untuk mendorong reformasi kepolisian. Dalam rekaman itu terdengar ia berjanji untuk menggunakan jabatan presidennya untuk mengembalikan 'setiap hal yang dilakukan' Presiden Donald Trump melalui perintah eksekutif.
"Tapi, saya tidak akan melanggar Konstitusi, otoritas eksekutif yang dibicarakan teman-teman progresif melampaui batas," kata Biden.
Ia mencontohkan seperti senjata api semi-otomatis, dengan mengatakan tidak konstitusional bila melarang kepemilikannya dengan perintah eksekutif. Presiden terpilih juga mengisyaratkan mempromosikan reformasi polisi dapat merugikan Partai Demokrat dalam pemilihan anggota Senat di Georgia bulan depan.
"Saya pikir kami seharusnya tidak membuat hal ini masalah besar," katanya.
"Presiden terpilih Biden orang yang sama baik di depan publik maupun pintu tertutup, jujur, langsung dan realistik," kata juru bicara tim transisinya Jumat (11/12).