Jumat 11 Dec 2020 07:32 WIB

Biden Beri Sinyal Batasi Penggunaan Otoritas Eksekutif

Biden didesak menggunakan perintah eksekutif untuk mendorong reformasi kepolisian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara untuk mengumumkan pilihannya atas pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin untuk menjadi menteri pertahanan, di teater The Queen di Wilmington, Del., Rabu, 9 Desember 2020.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara untuk mengumumkan pilihannya atas pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin untuk menjadi menteri pertahanan, di teater The Queen di Wilmington, Del., Rabu, 9 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan ia tidak akan menggunakan otoritas eksekutif. Hal yang diharapkan sejumlah pendukungnya yang paling lantang.

Ia mengatakan tidak akan melanggar Konstitusi seperti yang terdengar dalam rekaman pembicaraan dalam pertemuan tertutup dengan pemimpin hak sipil. Rekaman audio pertemuan yang digelar Kamis (10/12) tersebut dimiliki media AS The Intercept.

Baca Juga

Biden didesak untuk menggunakan perintah eksekutif untuk mendorong reformasi kepolisian. Dalam rekaman itu terdengar ia berjanji untuk menggunakan jabatan presidennya untuk mengembalikan 'setiap hal yang dilakukan' Presiden Donald Trump melalui perintah eksekutif.

"Tapi, saya tidak akan melanggar Konstitusi, otoritas eksekutif yang dibicarakan teman-teman progresif melampaui batas," kata Biden.

Ia mencontohkan seperti senjata api semi-otomatis, dengan mengatakan tidak konstitusional bila melarang kepemilikannya dengan perintah eksekutif. Presiden terpilih juga mengisyaratkan mempromosikan reformasi polisi dapat merugikan Partai Demokrat dalam pemilihan anggota Senat di Georgia bulan depan.

"Saya pikir kami seharusnya tidak membuat hal ini masalah besar," katanya.

"Presiden terpilih Biden orang yang sama baik di depan publik maupun pintu tertutup, jujur, langsung dan realistik," kata juru bicara tim transisinya Jumat (11/12). 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement