REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia akan turun pada 2020 karena pandemi Covid-19. Dalam laporan Asian Development Outlook yang dirilis Kamis (10/11), produk domestik bruto (PDB) di kawasan tersebut akan menyusut 0,4 persen.
ADB memperkirakan untuk pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara dipangkas menjadi 4,4 persen pada 2020 di tengah penurunan proyeksi untuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. ADB memperkirakan, subkawasan tersebut tetap di bawah tekanan karena pandemi Covid-19.
Sementara untuk Asia Timur, ADB memperkirakan akan ada pertumbuhan ekonomi pada 2020. Untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi China pada 2020, ADB menaikkan menjadi 2,1 persen dari sebelumnya 1,8 persen pada September 2020.
Lalu untuk proyeksi India naik menjadi masih akan terkontraksi hingga delapan persen. Untuk 2021, ADB memperkirakan PDB China akan tumbuh 7,7 persen dan India sebesar 8 persen.
Kepala ekonom ADB Yasuyuki Sawada mengatakan pandemi berkepanjangan tetap menjadi risiko utama. Pada September 2020, ADB mencatat mencatat kontraksi tahun ini akan menjadi yang pertama di Asia sejak 1962.
“Pengiriman vaksin yang aman, efektif, dan tepat waktu di negara berkembang akan menjadi penting untuk mendukung pembukaan kembali ekonomi dan pemulihan pertumbuhan di kawasan,” ungkap Sawada.