Jumat 11 Dec 2020 13:32 WIB

Spanyol akan Bantu Penyediaan Vaksin Covid untuk Palestina

Palestina akan diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19 buatan Spanyol.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi vaksin. Hasil survei penerimaan vaksin Covid-19 yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang didukung UNICEF dan WHO menunjukan bahwa mayoritas masyarakat siap divaksin Covid-19.
Foto: istimewa
Ilustrasi vaksin. Hasil survei penerimaan vaksin Covid-19 yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang didukung UNICEF dan WHO menunjukan bahwa mayoritas masyarakat siap divaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol Arancha Gonzalez mengatakan negaranya akan membantu menyediakan vaksin Covid-19 untuk Palestina. Hal itu dia sampaikan saat bertemu Menlu Palestina Riyad al-Maliki di Ramallah pada Kamis (10/12).

Gonzalez mengungkapkan, Palestina akan diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19 buatan negaranya. Mengingat situasi kemanusiaan, Spanyol pun memutuskan memberikan sumbangan sebesar lima juta dolar AS untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dana itu diharapkan dapat membantu UNRWA mempertahankan layanan pendidikan dan kesehatan bagi para pengungsi Palestina.

Baca Juga

Gonzalez mengatakan kunjungannya ke Ramallah juga bertujuan mengeksplorasi peran yang dapat dimainkan Spanyol untuk mendukung peluncuran kembali dialog antara Palestina dan Israel. "Ada peluang baru saat ini, yang bertepatan dengan ulang tahun ke-30 Konferensi Perdamaian Madrid. Kami tahu bahwa situasinya berbeda, tetapi ada kebutuhan untuk menemukan solusi dan meletakkan bobot politik yang diperlukan untuk memulai kembali negosiasi," katanya, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.

Oleh karena itu, ia akan mendukung upaya untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua pihak, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian.

Sementara itu al-Maliki mengaku telah berdiskusi dengan Gonzalez tentang cara menghidupkan kembali proses perdamaian Palestina-Israel. Ia menekankan bahwa perundingan harus sesuai dengan kerangka acuan internasional.

Pada kesempatan itu, al-Maliki turut menyampaikan hambatan dalam proses perdamaian Israel-Palestina. Salah satu faktornya adalah pencaplokan wilayah Palestina yang terus dilakukan Israel. Hal itu dianggap dapat mencegah realisasi solusi dua negara.

Dalam kunjungannya, Gonzalez turut bertemu Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. Pada kesempatan itu Shtayyeh meminta Spanyol mengakui Negara Palestina untuk merespons aktivitas permukiman kolonial Israel. "Untuk pihak Palestina, jalur politik apa pun harus bertujuan mengakhiri okupasi (Israel) dan pembentukan negara Palestina di perbatasan 1967," kata Shtayyeh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement