REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden penembakan pada enam laskar khusus Front Pembela Islam (FPI) membuat pencetus penggalangan dana, Irvan Gani, mengumpulkan donasi bagi para keluarga korban. Dia mulai mencetuskan ide tersebut dalam akun Twitter-nya, @ghanieierfan, pada Senin (7/12). Hingga kini, dana yang terkumpul sudah menyentuh angka Rp 1,7 miliar dari sekitar 42 ribu donatur.
"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi sekali kepada para donatur karena dalam waktu 60 jam dana terkumlul sudah hampir lebih dari Rp 1 miliar," kata Irvan saat dikonfirmasi, Jumat (11/12).
Para donatur, kata dia, tidak mayoritas berasal dari kelas menengah. Bahkan, ada yang berasal dari luar negeri, seperti Australia. Menurutnya, negara harus terlibat dan peduli kepada para korban. Bukan persoalan antara pihak FPI dan polisi, melainkan tentang kemanusiaan.
"Kerasan itu tidak menyelesaikan masalah. korban ini salahnya apa? Bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan?" ujar dia.
Pengumpulan dana ini mendapat respons yang sangat baik dari warganet. Terlebih, Irvan bukan sekali menggalangkan dana. Sebelumnya, dia sudah menggalang dana untuk beberapa bencana sehingga para warganet percaya.
Untuk proses pembagian dana, Irvan menyebut, sudah dilaksanakan pembagian tahap pertama sejak Kamis (10/12). Aksinya berlanjut pada Jumat (11/12). Dana yang dibagikan sebesar Rp 1,2 miliar dibagikan rata kepada para keluarga korban. Untuk dana lebihnya, dia akan membagikannya pada tahap berikutnya.
Ayah dari salah seorang korban, Faiz Ahmad Syukur, sekaligus Ketua Dewan Pimpinan FPI Jakarta Selatan Syuhada mengucapkan terima kasih kepada para donatur karena telah peduli dengan Faiz.
"Terima kasih, banyak yang peduli. Ini menunjukkan masih ada orang yang baik dan bisa membedakam antara yang benar dan salah," kata Syuhada saat ditemui Republika.
Dia menyebut, Allah akan membalas kebaikan dan kepedulian para donatur dengan balasan yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. Syuhada berahap, insiden ini seharusnya mendapat hukum yang setimpal.
"Harus ditegakkan hukum sesuai hukum yang berlaku. Ini supaya keadilan bisa dirasakan oleh seluruh bangsa. Keadilan bukan untuk polisi atau presiden, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia," ucal dia.
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara enam laskar khusus FPI yang ditugaskan mengawal pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) dan polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) pukul 00.30 WIB. Dalam insiden tersebut, enam orang laskar tewas setelah ditembak oleh polisi.
Dalam keterangan pers yang dirilis pada Rabu (9/12), FPI membeberkan kondisi enam jenazah laskarnya yang ditembak mati polisi. FPI menyebut, keenam laskar itu memiliki titik bekas luka yang serupa, yakni sama-sama mengarah ke organ jantung.
"Bahwa pada seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru. Tembakan terhadap para syuhada tersebut memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua tembakan mengarah ke jantung para syuhada," demikian bunyi keterangan pers resmi FPI yang ditandatangani Ketua Umum FPI KH Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum FPI Munarman, Rabu (9/12).