Jumat 11 Dec 2020 17:54 WIB

Wisatawan Inggris Bisa Dilarang Masuk Eropa pada Januari

Wisatawan asal Inggris bisa terbentur aturan pembatasan UE dan blokir akibat pandemi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris. Wisatawan asal Inggris bisa terbentur aturan pembatasan UE dan blokir akibat pandemi. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/WILL OLIVER
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris. Wisatawan asal Inggris bisa terbentur aturan pembatasan UE dan blokir akibat pandemi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wisatawan Inggris dapat dilarang memasuki Uni Eropa (UE) mulai 1 Januari karena aturan perjalanan yang terkait dengan menjadi bagian dari UE berakhir. Pembatasan pandemi juga memblokir masuknya wisatawan.

Perjalanan tidak terbatas ke negara-negara dalam blok UE tidak akan lagi berlaku secara otomatis untuk penduduk Inggris sejak saat itu. Ini berarti masuk ke UE kemudian akan didasarkan pada perjalanan penting saja.

Baca Juga

Saat ini hanya negara dengan tingkat infeksi virus corona rendah yang memenuhi syarat untuk perjalanan tidak penting. Hanya ada delapan negara dengan tingkat Covid-19 rendah yang masuk dalam daftar yang disetujui untuk perjalanan gratis dan saat ini tidak ada rencana untuk menambahkan Inggris ke daftar itu.

Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan pembatasan Covid akan bergantung pada apa yang diputuskan oleh UE dan negara anggotanya. "Pembatasan perjalanan, pasti, akan menjadi sesuatu yang terus ditinjau," ujar Raab dilansir di BBC, Jumat (11/12).

Dengan pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan antara Inggris dan UE masih berlanjut, ada kemungkinan hal ini bisa berubah. Alternatifnya, masing-masing negara anggota dapat memutuskan untuk mengesampingkan aturan UE dan membuat koridor dengan Inggris.

Menurut pakar perjalanan Simon Calder, saat ini Inggris dianggap memiliki status yang sama oleh UE seperti negara-negara seperti Norwegia dan Swiss, yang merupakan anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa.

Calder mengatakan banyak daerah yang bergantung pada pariwisata, seperti Kepulauan Canary, mungkin membuat pengecualian bagi wisatawan Inggris. "Tetapi tidak ada kewajiban untuk saat ini," kata Calder.

Paul Charles, kepala eksekutif konsultan perjalanan PC Agency, sepakat, karena perjalanan dan pariwisata adalah kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi di Eropa. Ia meyakini masing-masing negara yang membutuhkan pariwisata Inggris akan sensitif dan mengesampingkan keputusan blok UE yang mencegah masuknya.

"Sangat penting sekarang bagi negara-negara untuk bekerja sama secara global untuk menciptakan pendekatan yang konsisten," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement