REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Amnesti Internasional menyerukan penyelidikan independen dilakukan untuk mengindentifikasi dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Azerbaijan dan Armenia dalam pertempuran keda negara beberapa waktu lalu di Nagorno-Karabakh.
Menurut laporan yang didapat setelah verifikasi dan analisis lebih dari 20 video yang ada, terdapat eksekusi di luar hukum, penganiayaan terhadap tawanan perang dan tawanan lainnya, hingga penodaan jenazah tentara musuh. Amnesti Internasional juga menyebut bahwa cedera yang dialami tentara dari kedua negara seperti terlihat dalam video juga telah dikonfirmasi secara independen oleh seorang ahli medis.
Banyak dari video atau rekaman tersebut yang dibagikan dalam tiga pekan tecrakhir melalui aplikasi Telegram. Amnesti Internasional menegaskan para pelaku dalam kejahatan perang, serta setiap komandan yang memerintahkan tugas, mengizinkan, atau membiarkan, harus diadili.
“Para pelaku, setiap komandan yang memerintahkan, atau memaafkan kejahatan ini harus dibawa ke pengadilan. Kami menyerukan penyelidikan independen dan tidak memihak oleh otoritas Azerbaijan dan Armenia,” ujar direktur riset untuk Eropa Timur dan Asia Tengah Amnesti Internasional Denis Krivocheev dilansir Euro News, Jumat (11/12).