Jumat 11 Dec 2020 22:50 WIB

Yogyakarta Pertimbangkan Buka Akses Kendaraan di Malioboro

Diperkirakan banyak warga datang ke Malioboro saat malam tahun baru.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Yogyakarta Pertimbangkan Buka Akses Kendaraan di Malioboro. Gerbang detektor suhu tubuh pengunjung di pasang di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Yogyakarta Pertimbangkan Buka Akses Kendaraan di Malioboro. Gerbang detektor suhu tubuh pengunjung di pasang di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta mempertimbangkan membuka akses bagi kendaraan bermotor di kawasan Malioboro saat malam pergantian tahun baru 2021. 

"Malioboro ditutup atau tidak di malam pergantian tahun  adalah dari kendaraan bermotor, bukan dari kedatangan pengunjung," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam pesan tertulisnya, Jumat (11/12).

Baca Juga

Pertimbangan untuk membuka atau tidaknya Malioboro dari kendaraan bermotor ini dilihat dari terjaganya protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sebab, jika ditutup dapat menimbulkan kerumunan dan kemacetan di sekitar Malioboro.

Terlebih, saat malam pergantian tahun baru diperkirakan akan banyak masyarakat dan wisatawan yang datang ke Malioboro. Namun, hingga saat ini kenaikan kasus Covid-19 masih terus menunjukkan angka yang signifikan.

"Kalau kendaraan masuk melintas akan mengurangi kerumunan. Tapi kalau ditutup dari kendaraan bermotor, maka akan terjadi kerumunan," ujarnya yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta.

Heroe juga terus memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan menjelang libur akhir tahun ini. Terutama di destinasi wisata yang berpotensi terjadinya pelanggaran protokol kesehatan, termasuk Malioboro.

Heroe menyebut, masih ditemui beberapa pelanggaran terhadap protokol kesehatan di Malioboro. Ia pun tidak segan-segan memberikan sanksi dan meminta masyarakat keluar dari Malioboro jika ditemukan pelanggaran.

Di Malioboro sudah diterapkan pemindaian QR Code untuk mencatat data tiap wisatawan yang masuk. Selain itu, pembagian zona juga dilakukan dengan membagi kawasan Malioboro menjadi lima zona.

Per zona, maksimal hanya dapat diisi sebanyak 500 pengunjung di satu waktu. "Selama ini sudah dilakukan pengawasan dan mengimbau pengunjung untuk tidak merokok. Menegur keras pengunjung yang tidak pakai masker dan diarahkan ke luar dari Malioboro," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement