Jumat 11 Dec 2020 20:24 WIB

Penyintas Covid-19 Lacak Petugas Kesehatan yang Merawatnya

Butuh 5 bulan bagi Jeff Gerson untuk lacak 116 petugas yang merawatnya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Perawat menyiapkan obat untuk pasien Covid-19 di ruang unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit (Ilustrasi). Penyintas Covid-19 di Amerika Serikat memerlukan lima bulan untuk melacak dan berterima kasih kepada 116 tenaga kesehatan yang merawatnya.
Foto: AP/Jorge Saenz
Perawat menyiapkan obat untuk pasien Covid-19 di ruang unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit (Ilustrasi). Penyintas Covid-19 di Amerika Serikat memerlukan lima bulan untuk melacak dan berterima kasih kepada 116 tenaga kesehatan yang merawatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria asal Amerika Serikat yang sempat dalam keadaan koma selama sebulan karena Covid-19 melakukan pelacakan terhadap petugas kesehatan yang merawatnya. Dia ingin berterima kasih kepada semua yang membantunya mengalahkan infeksi virus corona tipe baru itu.

Jeff Gerson membutuhkan lima bulan melacak 116 profesional perawatan kesehatan di Rumah Sakit NYU Langone Tisch yang membantu menyelamatkan hidupnya. “Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung,” kata Gerson kepada CNN, dikutip Jumat (11/12).

Baca Juga

Gerson mengatakan, dirinya belum tentu menang melawan Covid-19, jika tidak ada tenaga kesehatan yang membantu menyelamatkan hidupnya itu. Karena itu, dia merasa perlu menemukan, mendapatkan nama, dan berterima kasih kepada mereka.

Gerson menggunakan ventilator sehari setelah tiba di rumah sakit. Dia mengalami gejala demam, sesak napas, dan batuk pada Maret lalu. Dia melacak petugas kesehatan melalui dokumen asuransi dan MYChart, serta menjangkau pekerja yang dikenal untuk membantunya melacak sisa perawatnya.

“Kecuali dengan perawat yang berinteraksi langsung dengan saya, sebenarnya tidak ada kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada siapa pun. Itu meninggalkan kekosongan dalam pemulihan emosional saya,” ujar Gerson.

Menurut Gerson, setiap pagi, ia mengucap syukur setiap karena selamat dari Covid-19. Dia merasa berhutang budi terhadap tenaga kesehatan yang bahkan tidak menemuinya secara langsung di ruang perawatan, namun membantunya untuk sembuh.

Dilansir Business Insider, Jumat, setidaknya 15,3 juta orang Amerika Serikat telah tertular Covid-19, dengan lebih dari 289 ribu kematian. Sistem perawatan kesehatan di seluruh AS tertekan oleh membanjirnya pasien Covid-19. Pada Rabu, Proyek Pelacakan Covid-19 melaporkan catatan 106.688 pasien berada di rumah sakit AS.

Banyak petugas kesehatan, terutama yang bekerja di hotspot selama pandemi, mengatakan mereka merasa lelah dengan beban kasus, tetapi juga merasa berkewajiban secara moral untuk bekerja dan memberikan perawatan terbaik bagi pasiennya.

Seorang ahli paru dan perawatan kritis di Banner University Medical Center Phoenix, Sandra Till mengatakan, dirinya bekerja sebanyak 90 jam seminggu selama peningkatan kasus di Arizona pada Juni lalu. Dalam kasus Gerson, petugas kesehatan juga melakukan segala yang mereka bisa lakukan untuk membantunya, meskipun masih sedikit informasi pengobatan terbaik untuk virus corona di awal pandemi.

Ahli paru dan spesialis perawatan kritis yang merupakan salah satu dokter Gerson, dr Luis Angel, mengatakan bahwa ketika merawat pasien, gerakan sedikit dari mereka sangat berarti baginya.

"Anda lihat banyak pekerjaan yang tenaga kesehatan lakukan dan seseorang kemungkinan besar akan meninggal di rumah sakit atau sembuh total dan kemudian dia bisa mengucapkan terima kasih. Itu sangat berarti bagi kami,” kata Angel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement