REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia terus bertambah dan kini total sebanyak 605.243 per Jumat (11/12). Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, penambahan kasus Covid-19 menunjukkan orang yang terinfeksi dan pemerintah gagal menekan penularan virus ini.
"Pemerintah seperti melihat (kasus tembus 600 ribu) bukan sesuatu yang besar dan tidak gawat darurat. Padahal, itu adalah orang yang terinfeksi dan menunjukkan kegagalan," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (11/12).
Sayangnya, tidak semua orang paham bahwa penambahan kasus virus ini artinya pemerintah gagal menekan angka penularan virus. Disinggung mengenai spesimen yang diperiksa bertambah sehingga orang yang positif terinfeksi virus ini juga naik, ia menegaskan, testing yang diperiksa sangat kurang.
"Kenapa percaya, testing ketika melihat jumlah penduduk sangat kurang. Angka kasus itu sangat tergantung dari jumlah testing per orang, bukan spesimen tetapi narasinya dibalik oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah bisa disebut berprestasi jika bisa menekan kasus harian Civid-19 misalnya hanya lima orang per hari. Namun, faktanya berbeda. Pandu memperkirakan penularan virus ini terus bertambah kedepannya.
Sebelumnya, kasus harian Covid-19 di Tanah Air hari ini bertambah 6.310 kasus dan total akumulasi tembus rekor 605.243 per Jumat. Sementara itu spesimen yang diperiksa sebanyak 54.072, pasien sembuh bertambah 4.911 dan totalnya menjadi 496.886, kemudian pasien yang meninggal bertanbah 175 dan totalnya menjadi 18.511.