REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Sebanyak 71 pertandingan digelar pada hari keempat Liga PB Djarum 2020, Jumat (11/12), yang di antaranya mempertemukan para pebulutangkis PB Djarum dengan atlet-atlet Pelatnas Pratama PBSI. Liga internal untuk kategori perorangan ini dilangsungkan di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah.
Para atlet PB Djarum yang turun di nomor Ganda Campuran U-19 dan Dewasa, Tunggal Putri U-17 da U-19, dan Ganda Putra U-19 dan Dewasa, perlu kerja keras untuk menghadapi perlawanan dari "kakak kelas" mereka yang kini telah berstatus atlet Pelatnas Pratama PBSI.
Atlet pelatnas yang bertanding di kategori perorangan hari kedua ini adalah Rian Cannavaro, Kelly Larissa, Bobby Setiabudi, Komang Ayu Cahya Dewi, Asghar Herfanda, Febi Setianingrum, Syabda Perkasa Belawa, Muhammad Rayhan Nur Fadillah, Rahmat Hidayat, Akbar Bintang Cahyono, Indah Cahya Sari Jamil, Rehan Naufal Kusharjanto, Lisa Ayu Kusumawati, Andika Ramadiansya, dan Febby Valencia Dwijayanti,
Hasil mengejutkan terjadi di Mix U19 & Dewasa, ketika pasangan PB Djarum Marwan Faza/Az Zahra Ditya Ramadhani menyudahi perlawanan pasangan Pelatnas Pratama PBSI Kelly Larissa/Rian Canna Varo dengan skor 21-14 21-12. Az Zahra, yang bergabung dengan PB Djarum pada tahun 2018, menyambut gembira kemenangan yang diraihnya bersama Faza atas "kakak-kakaknya"
"Memang berat melawan pelatnas. Awal pertandingan kami berdua sempat kewalahan. Tapi dari poin ke poin kita belajar dan bersyukur kita bisa kompak dan akhirnya menang," tutur runner-up Mix U17 Liga PB Djarum 2020 pada Juli lalu ini.
Sementara, Kelly harus mengakui ketangguhan "anak-anak Kudus". Pada laga perdana kategori perorangan di nomor Mix U19 & Dewasa, Kelly/Rian berhasil menghentikan langkah pasangan Ivan Adi Cahyono/Sintia Dewi Yuliani dengan skor 21-17, 27-25. "Rasanya lumayan tegang karena sudah lama nggak ada pertandingan. Walaupun aku lebih senior dari segi umur, tapi aku cukup kewalahan melawan teman-teman PB Djarum. Mereka tenaganya kencang-kencang," tutur Kelly, yang juga turun di nomor Ganda Putri U19 & Dewasa.
Sementara, atlet muda Livio Cicero Benedicto Paat, menjadikan Liga PB Djarum 2020 sebagai ajang pembuktian diri sekaligus hadiah khusus bagi keluarganya di Manado, Sulawesi Utara. Maklum, langkah peraih beasiswa bulutangkis melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 ini terhenti di babak semifinal pada Juli lalu. "Kalau bisa, juara di Liga PB Djarum! Ini bisa jadi kado Natal untuk keluarga. Makanya saya sekalian main habis-habisan aja," katanya.
Livio, yang turun di nomor Tunggal Putra U-11 & U-13 dan Ganda Putra U-13, mengakui jalannya untuk naik podium teratas tidaklah mudah. Meski berhadapan dengan teman sepermainan di asrama, namun mereka menjelma menjadi musuh bebuyutan ketika masuk ke dalam lapangan. "Semua lawan saya, berat. Mereka ada yang mainnya tekan terus, ada yang pintar mainnya sabar, ada yang kakinya lincah lalu semua bola bisa dikejar," katanya.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menyatakan, menang atau kalah bukan sebuah tolak ukur keberhasilan yang telah diraih oleh anak-anak asuhnya. "Beberapa atlet memang bisa mengimbangi bahkan ada yang berhasil menang. Selesai satu pertandingan dengan kemenangan saja belum bisa dijadikan ukuran itu hasilnya baik," kata Fung.
"Perjalanan mereka ini masih panjang. Perlu pembuktian di beberapa pertandingan selanjutnya atau bahkan beberapa lama lagi baru kita di jajaran pelatih bisa membuat suatu penilaian terhadap atlet-atlet muda PB Djarum," kata dia menambahkan.