REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatuh Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Pertamina (Persero) meresmikan 44 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang tersebar di 12 provinsi, Sabtu (12/12). Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa, mengatakan, BBM Satu Harga sangat membantu masyarakat karena memberikan rasa keadilan dalam akses terhadap energi bahan bakar.
Ifan, sapaan akrabnya, mengatakan, dari teori trickel down effect oleh Albert Hirschman, mengatakan, progam BBM Satu Harga menjadi antitesis dari teori tersebut yang kini banyak diterapkan dalam pembangunan ekonomi.
Teori trickel down effect menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada satu daerah bisa menetes ke daerah sehingga diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi. Namun, ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi agar bergerak jika terdapat keadilan yang dimulai dari pinggiran daerah.
"Keadilan justru yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Bukan sebaliknya yang dengan pertumbuhan terpusat lalu menetes ke daerah untuk mewujudkan keadilan," kata Fanshurullah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/12).
Ia mengatakan, membangun dari pinggiran dengan mengutamakan keadilan ekonomi bagi masyarakat merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo. Di mana, pemerintah berharap agar di masa yang akan datang wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal nantinya bisa menjadi kawasan baru penggerak pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah ingin mewujudkan keadilan ketersediaan, keadilan distribusi, dan keadilan harga di bidang energi dan ini tidak hanya jargon," kata Fanshurullah.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada Sabtu, (12/12). meresmikan operasional 44 penyalur baru sebagai distributor bahan bakar minyak (BBM) satu harga.
Sebanyak 44 lembaga penyalur BBM Satu harga yang diresmikan hari ini tersebar di 12 Provinsi. Lebih detail, yakni 1 Penyalur di Provinsi Aceh, 1 Riau, 2 Kepulauan Riau, 4 NTB, 6 NTT, 4 Kaltara, 2 Kalbar, 1 Sulteng, 5 Maluku, 7 Maluku Utara, 3 Papua, dan 8 Penyalur di Papua Barat.
Adapun, dengan diresmikannya 44 penyalur tersebut, maka total target tahun ini sebanyak 83 penyalur BBM Satu Harga telah tercapai.
Fanshurullah mengatakan, meski terjadi pandemi Covid-19, target-target pembangunan BBM Satu Harga bisa dicapai dengan kerja sama luar biasa bersama Pertamina dan pemerintah daerah.
Pihaknya pun berharap agar setelah pembangunan rampung dan mulai beroperasi, tetap dilakukan pengawasan secara bersama-sama baik dari BPH Migas, Pemerintah Daerah, Kepolisian, Pertamina dan masyarakat agar BBM Satu Harga dapat tepat sasaran dan tepat volume, serta tidak disalahgunakan.