REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI-- Pembalap Honda, Marc Marquez mengakui keputusannya untuk kembali beraksi di MotoGP hanya beberapa hari setelah operasi besar pada lengannya adalah kesalahan. Dia menuding dokternya yang harus bertanggung jawab untuk mencegahnya melakukan itu.
Marquez berusaha untuk meraih gelar dunia MotoGP terpaksa gagal akibat kecelakaan parah di pembukaan MotoGP Spanyol di Jerez. Akibatnya, dia mengalami patah tulang pada lengannya.
Setelah menjalani operasi pemasangan pen, dia pun kembali balapan. Namun akhirnya di tengah balapan dia mundur dan dipastikan tidak bisa kembali ke lintasan selama 2020.
Dia pun mengakui upaya untuk kembali ke lintasan dengan terburu-buru adalah hal yang salah. Namun dia menuding dokter yang bertanggung jawab karena tidak berusaha menghentikannya.
"Tahun ini mengajarkan saya banyak hal. Yang pertama adalah upaya untuk kembali setelah cedera itu terburu-buru. Pen saya pecah di rumah saat membuka pintu geser ketika saya harus pergi ke taman. Tapi pen-nya tidak pecah di sana, itu terjadi sebagai akibat dari semua tekanan yang diciptakan di Jerez," kata Marquez dilansir dari laman Crash.
Dia mengakui kembali ke Jerez adalah sebuah kesalahan. Marquez menyebut belajar bahwa pembalap memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu ketika melihat rasa takut.
"Setelah operasi pertama, pertanyaan pertama setiap pembalap adalah kapan bisa kembali naik motor. Dokterlah yang harus tahu bagaimana menghentikan anda, dia yang seharusnya realistis. Saya kembali ke Jerez dengan rasa tenang ketika berpikir ada pen itu," kata Marquez.
Dia menyebut jika saat itu jajaran dokter memberitahukan bahwa pen yang digunakannya bisa pecah, dia yakin tidak akan kembali ke balapan. Setelahnya, dia pun harus melanjutkan operasi kedua untuk memperbaiki pen yang rusak.
Kini Marquez masih berusaha untuk pulih di rumah sakit setelah melewati operasi ketiga. Marquez mengalami infeksi yang membuat cederanya tidak sembuh dengan benar.