Ahad 13 Dec 2020 04:55 WIB

Tes Antibodi Covid-19 Baru Beri Hasil dalam 20 Menit

Uji serologis dalam tes antibodi Covid-19 terkini disebut sama akuratnya.

Rep: Umi Nur Fadhillah/ Red: Indira Rezkisari
Warga melakukan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR). Perkembangan teknologi membuat ragam tes Covid-19 ikut berkembang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga melakukan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR). Perkembangan teknologi membuat ragam tes Covid-19 ikut berkembang.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Para ilmuwan mengembangkan tes baru yang diklaim akurat dan andal mendeteksi antibodi SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan Covid-19. Tes itu disebut memberikan hasil dalam waktu kurang dari 20 menit.

Uji serologis yang dijelaskan dalam jurnal Scientific Reports, sama akuratnya dengan tes antibodi paling andal yang tersedia saat ini, tetapi tidak terlalu rumit dan dapat dilakukan lebih cepat. Standar pengujian serologis adalah metode laboratorium kompleks yang disebut ELISA, yang memerlukan waktu empat hingga enam jam untuk dijalankan dan memberikan hasil kuantitatif yang menunjukkan kekuatan respons imun.

Baca Juga

Tes yang lebih sederhana menggunakan strip tes memberikan hasil yang cepat, tetapi kurang dapat diandalkan dan tidak mengukur tingkat antibodi. Metode baru yang disebut uji imunosorben interferometri biolayer (BLI-ISA) memberikan hasil kuantitatif lengkap dalam waktu kurang dari 20 menit.

“Pengujian kami sama sensitifnya daripada pengujian lain dalam mendeteksi tingkat antibodi yang rendah, dan spesifisitas (tingkat positif palsu) sama baiknya dengan tes antibodi terbaik di luar sana,” kata seorang profesor di University of California, Santa Cruz, AS, Rebecca DuBois dilansir Times Now News, Jumat (11/12).

Dia menjelaskan pengujiannya menggabungkan keunggulan strip uji yang membutuhkan waktu 20 menit dengan hasil kuantitatif dan kinerja ELISA yang lebih tinggi. Tes antibodi positif menunjukkan infeksi virus sebelumnya. Namun, tes itu tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi aktif, yang memerlukan tes berbeda yang mendeteksi materi genetik virus atau antigen virus. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan yang mengenali dan mengikat antigen virus.

Pengujian serologis penting untuk memahami penyebaran virus corona dengan menentukan berapa banyak orang dalam suatu populasi yang telah terinfeksi. Tes juga digunakan untuk mengevaluasi respon terhadap vaksin eksperimental pada manusia dan hewan laboratorium. Para peneliti mengatakan informasi kuantitatif tentang tingkat antibodi bisa menjadi sangat penting di masa depan, jika para ilmuwan dapat menentukan bahwa tingkat tertentu dari antibodi tertentu diperlukan untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi virus corona.

“Itu masih harus ditentukan, tetapi kami tahu bahwa orang yang telah terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki tingkat antibodi yang sangat beragam," ujar DuBois.

Karena itu, menurut dia, sangat berguna memiliki kemampuan kuantitatif mengetahui status antibodi seseorang, apakah itu dari infeksi masa lalu atau vaksinasi. Metode BLI-ISA baru menggunakan interferometri biolayer, teknik optik untuk mengukur interaksi antara molekul dengan mendeteksi pengikatan molekul ke ujung biosensor serat optik. Uji serologis baru melibatkan beberapa langkah yang dilakukan oleh instrumen dalam format otomatis celup dan baca.

Pada langkah pertama, ujung biosensor dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung antigen, yang dikenali oleh antibodi yang akan diuji. Saat antigen mengikat ke ujung biosensor, dia menghasilkan sinyal yang dapat digunakan untuk kontrol kualitas memastikan konsistensi dalam langkah pemuatan antigen. Setelah dicelupkan ke dalam larutan pencuci, biosensor dicelupkan ke dalam sampel plasma darah, menghasilkan sinyal sebagai antibodi yang mengikat antigen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement