Sabtu 12 Dec 2020 21:35 WIB

Enam Warga Lampung Meninggal Dunia karena Covid-19

Tiga di antara pasien Covid yang meninggal berasal dari Bandar Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Enam warga di Provinsi Lampung meninggal dunia setelah ditetapkan positif Covid-19. Tiga orang dari Kota Bandar Lampung, dua orang dari Kabupaten Pesawaran, dan seorang dari Kabupaten Lampung Timur.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, enam pasien positif Covid-19 yang meninggal yakni pasien 4.666 perempuan 59 tahun merupakan kasus baru. “Pasien ini awalnya mengeluh batuk, sesak nafas, demam, dan lemas,” kata Reihana dalam keterangan pers di Bandar Lampung, Sabtu (12/12).

Baca Juga

Pasien dari Bandar Lampung tersebut berobat ke rumah sakit (RS) swasta pada 3 Desember 2020, lalu dilakukan rapid test yang hasilnya reaktif. Kemudian diambil swab I hasilnya positif pada 7 Desember 2020. Dua hari setelah itu, kondisinya memburuk, dan meninggal dunia pada pagi hari.

Selanjutnya pasien 4.667 perempuan 63 tahun dari Bandar Lampung juga mengeluhkan mual, batuk, dan sesak nafas. Reihana mengatakan pasien ini terdapat komorbid (penyakit penyerta) yakni hipertensi. Dilakukan rapid test reaktif. Kemudian di-swab I hasilnya positif pada 7 Desember 2020. Dua hari setelah itu kondisinya memburuk dan meninggal dunia pada siang hari.

Reihana yang juga kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung menyebutkan pasien 4.668 laki-laki 75 tahun juga dari Bandar Lampung. Pasien mengeluh demam, batuk, dan sesak nafas. Berobat ke RS swasta dilakukan rapid test reaktif. Pasien di-rontgen hasilnya brocopneumonia. Diambil swab I dan meninggal dunia pada 5 Desember 2020. Sedangkan hasil swab-nya positif pada 11 Desember 2020.

Pasien 4.088 laki-laki 59 tahun dari Kabupaten Pesawaran memiliki riwayat perjalanan dari Jawa Timur akhir bulan lalu. Pasien mengalami demam dan batuk. Pasien dirujuk ke RS swasta dilakukan rapid test hasilnya reaktif. Akhir November 2020 diambil swab. Sepuluh hari setelahnya kondisinya memburuk dan meninggal dunia petang hari.

Pasien 4.611 perempuan 57 tahun asal Pesawaran merupakan kasus baru. Pasien mengeluh demam dan batuk, dirujuk ke RS swasta dan dilakukan rapid test hasilnya reaktif. Akhir November 2020 diambil swab. Tiga hari setelah itu kondisinya memburuk dengan demam panas 38,5 derajat celcius. 

Kondisi pasien memburuk, demam 38,5 derejat Celcius, batuk, sesak saturasi 60 persen, mual, muntah, dan badan lemas. Dua hari setelah meninggal dunia. Sedangkan hasil swab positif diketahui dua hari setelah meninggal dunia.

Reihana mengatakan sedangkan pasien 4.707 laki-laki 46 tahun asal Lampung Timur merupakan kasus baru. Pasien memiliki riwayat perjalanan dari Jawa Tengah. Berobat ke klinik di Sribhawono dengan keluhan tidak nafsu makan, badan capek, dan demam. Awal Desember 2020 mengeluh batuk kering dan kadang keluar dahak campur darah.

Pasien berobat ke klinik swasta lalu dilakukan rapid test hasilnya reaktif. Pada 3 Desember 2020 diambil swab, tapi pada petang harinya kondisi pasien memburuk dan mengalami sesak nafas, panas di dada, keluar darah dari hidung. Pasien dibawa ke klinik swasta namun nyawanya tidak tertolong lagi pada malam hari.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement