REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih AC Milan Stefano Pioli senang dipanggil ‘Yang Normal’. Ia merasa berada di tempat dan waktu yang tepat di Milan. Pioli memimpin Milan tampil mengesankan saat ini baik di level domestik maupun Eropa.
“Sungguh menyenangkan, jika yang Anda maksud 'normal' adalah seseorang yang ingin berkembang dan berkembang sepanjang waktu. Saya beruntung karena saya bekerja di sepak bola, pertama sebagai pemain dan kemudian pelatih, yang selalu saya impikan,” kata Pioli kepada La Gazzetta dello Sport dilansir dari Football Italia, Sabtu (12/12).
Ia lalu menggambarkan sosok dirinya sendiri. Ia mengaku sering marah walaupun jarang dilakukan selama di Milan. Ia mengeklaim sebagai pelatih yang suka berterus terang dan jujur. Menurutnya terkada itu diperlukan demi kebaikan tim.
Dalan sebuah skuad terdampat keseimbangan yang harus dijaga. Pelatih harus mempertimbangkan risiko dan manfaat dari keputusan yang akann diambilnya. Bagi Pioli, hal yang membuatnya marah ketika pemain tidak bekerja keras untuk menggapai potensinya.
Alasan Pioli disebut pelatih ‘normal’ karena belum pernah memenangkan satu gelar pun dalam karirnya. Dia juga cenderung tak bertahan lama menukangi sebuah klub.
Pioli menyadari bahwa dirinya belum punya prestasi. Kendati demikian ia yakin kepada kemampuannya bahwa akan segera mengangkat tropi. Ia mengungkapkan seorang pelatih membutuhkan skuad yang tepat dan sampi hari ini belum memiliki itu.
“Saya nyaris di Lazio, mencapai final Coppa Italia dan Supercoppa, tapi sayangnya melawan Juventus,” ujarnya.
Dari sekian pengalaman sebelumnya, satu-satunya yang disesali tak meraih tropi ketika melatih Lazio. Pasalnya, katanya, waktu itu memainkan sepakbola fantastis pada tahun pertamanya. Pengalaman tersebut akan dijadikan alat Pioli memoles Milan dengan cara berbeda.
“Sekarang, saya menganggap diri saya cocok untuk tim mana pun, tetapi di Milan saya merasa bahwa saya berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat,” kata Pioli menegaskan.