REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara dunia kelas berat Anthony Joshua merobohkan petinju Bulgaria Kubrat Pulev menjelang akhir ronde kesembilan untuk mempertahankan sabuk IBF, WBO dan WBA di Wembley Arena, London, Ahad (13/12) WIB. Petinju Inggris berusia 31 tahun itu hampir menang lebih cepat ketika ia menjatuhkan Pulev di ronde ketiga, tetapi sang penantang itu mampu bangkit untuk kembali menguji favorit tuan rumah di depan 1.000 penonton.
Namun, tidak ada jalan keluar bagi penantang di ronde kesembilan saat Joshua mendaratkan upper-cut kanan yang mengirim Pulev ke kanvas. Petinju berusia 39 tahun itu bangkit tetapi Joshua menggunakan tangan kanannya yang lain untuk mengakhiri duel.
Kemenangan ke-24 sang juara dari 25 pertarungan profesional ini membuka kans bentrokan unifikasi gelar yang menarik tahun depan dengan sesama petinju Inggris Tyson Fury yang kini memegang sabuk WBC.
"Saya berpegang pada apa yang paling saya tahu, melihat di mana saya akan melakukan pukulan," kata Joshua di sisi ring seusai laga seperti dikutip Reuters.
Ditanya tentang melawan Fury, Joshua mengajukan pertanyaan kepada penonton. "Siapa yang ingin melihat Anthony Joshua melawan Tyson Fury pada tahun 2021," katanya, yang disambut dengan antusias oleh orang-orang yang hadir di Wembley Arena.
Fury yang berusia 32 tahun, yang saudaranya Hughie bertarung di partai tambahan, dengan cepat merespons melalui cuitan di Twitter.
"Saya ingin pertarungan, saya ingin pertarungan berikutnya, saya akan menjatuhkannya dalam tiga ronde," katanya.
Promotor Joshua, Eddie Hearn, sangat ingin mempertemukan kedua petinju Inggris itu, dengan mengatakan akan langsung membuat rencana pertarungan dengan Tyson Fury. Ini adalah satu-satunya pertarungan yang bisa dilakukan dalam tinju. Ini adalah pertarungan terbesar dalam sejarah tinju Inggris," kata dia.
Pertarungan Joshua-Pulev, yang semula dijadwalkan di Stadion Sepak Bola Tottenham Hotspur pada bulan Juni tetapi ditunda karena pandemi Covid-19, sangat menarik.
Satu-satunya kekalahan Pulev dalam 29 pertandingan sebelumnya terjadi pada tahun 2014 melawan Wladimir Klitschko dan petinju Bulgaria itu terbukti menjadi penantang yang layak untuk berebut sabuk juara di pinggang Joshua.
Setelah ronde awal yang taktis, Joshua melepaskan kombinasi pukulan yang kuat di babak kedua, yang disambut dengan seringai oleh Pulev. Petinju Bulgaria itu gontai di ronde ketiga saat terkena pukulan di pipi kanan. Joshua melontarkan satu pukulan lagi untuk menyelesaikannya tetapi Pulev entah bagaimana selamat dari serangan gencar hingga bel berbunyi.
Pulev mendapatkan kembali ketenangannya di ronde keempat, dan Joshua tampak agak ragu-ragu, meskipun daya tembaknya lebih superior.
Pada ronde lima hingga delapan pertarungan berlangsung seru. Namun, saat ronde kesembilan dimulai, Joshua sudah terlihat tanda-tanda akan memenangkan duel. Momen itu tiba di dekat akhir ronde kesembilan ketika Joshua menemukan kesempatan memberondong sang penantang dengan serangkaian pukulan. Sebuah upper-cut tajam menghasilkan penyelesaian yang menghancurkan dan sang juara bertahan pun menang KO dan berhak kembali menggenggam sabuk juara dunia kelas berat versi IBF, WBO dan WBA.