REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah mengonfirmasi keamanan dan kemanjuran vaksin Covid-19 yang akan tiba di Saudi dalam beberapa hari. Konfirmasi ini dilakukan setelah posting media sosial memperingatkan efek samping yang parah dari suntikan, salah satunya kesuburan wanita.
Kementerian tersebut mengatakan vaksin Pfizer atau BioNTech telah mengalami proses yang kuat dan panjang untuk memastikan keamanannya untuk penggunaan publik. Otoritas Makanan dan Obat Saudi juga menolak anggapan bahwa vaksin mempengaruhi kesuburan wanita, dengan mengatakan belum ada penelitian yang mendukung klaim itu.
Menurut pihak berwenang, reaksi yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri lengan.
Saudi telah mencatat kasus baru virus Covid-19 dalam dua digit hanya di empat dari 13 wilayah berdasarkan hitungan harian Kementrian Kesehatan.
Tindakan pencegahan yang ketat yang diterapkan tak lama setelah wabah telah menghasilkan rekor jumlah yang rendah, dengan 166 kasus tercatat pada Sabtu (12/12) total kasus di Saudi di menjadi 359.749.
Wilayah Riyadh, Makkah, Madinah dan Provinsi Timur semuanya mencatat angka dalam dua digit, dengan Hail dan Jazan keduanya mencatat masing-masing satu kasus.
Saat ini terdapat 3.366 kasus aktif, 517 di antaranya dalam perawatan kritis. Total 239 pemulihan baru dicatat, jumlahnya menjadi 350.347. Tingkat pemulihan Arab Saudi tetap stabil di 97,3 persen.
Kota Riyadh memimpin dengan 29 pemulihan, diikuti oleh Madinah dengan 20 pemulihan, Makkah dan Yanbu dengan 17, Hofuf dengan 14, dan Jeddah dengan 13. Sebanyak 32.958 uji reaksi berantai polimerase dilakukan dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah total tes di Kerajaan menjadi 10,34 juta. Tiga belas kematian baru dicatat, saat ini umlah kematian menjadi 6.036.