Ahad 13 Dec 2020 12:30 WIB

Pilkada Usai: Semoga Para Pemimpin Terpilih Jalankan Amanah

Bagi seorang mukmin, apa pun hasilnya selalu disikapi dengan sabar dan syukur.

Pilkada (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno

Pemilihan kepala daerah (pilkada) telah selesai digelar. Dalam pemilihan itu berakhir dengan adanya pihak yang menang (terpilih) dan yang kalah (tidak terpilih). Semua itu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya (QS Ali Imran [3] : 160).

Dengan pemahaman seperti itu akan mengantarkan kepada rasa syukur jika terpilih dan sabar jika tidak terpilih. Sebelum pemilukada sejatinya sudah ditentukan (tertulis), siapa yang bakal terpilih dan tidak terpilih. Bagi seorang mukmin, apa pun hasilnya selalu disikapi dengan sabar dan syukur (HR Muslim, Ahmad, dan ad-Darimi).

Kemenangan tidak selalu dilihat pada hasil akhirnya. Namun, pada niat dan prosesnya, lalu diproses secara benar dan penuh tanggung jawab. Maka, apa pun hasil akhirnya itulah kemenangan. Keputusan Allah yang pada akhirnya itu yang terbaik dan sekaligus kemenangan.

Adapun yang dituntut dari calon pemimpin dan pendukungnya adalah ikhtiar dan ikhtiar, bekerja dan terus bekerja, bergerak dan terus bergerak (QS at-Taubah [9]: 105).

Setelah tercapai, bagaimana merayakan keterpilihan itu? Selama ini banyak cara manusia melakukan atau mengekspresikan kemenangan. Seperti dengan melakukan cukur gundul, makan-makan bersama, melakukan konvoi di jalan raya, hingga sujud syukur bersama.

Melihat kebiasaan masyarakat merayakan kemenangan, bagaimana Islam memberikan tuntunan merayakan kemenangan? Islam memberikan tuntunan dalam merayakan kemenangan agar kemenangan yang diraih itu mendapatkan tambahan dukungan dari-Nya (takyidullah).

Jika telah datang pertolongan Allah maka akan meraih kemenangan (QS an-Nashr [110]: 1). Pada ayat ini ditegaskan, kemenangan dan kesuksesan itu diraih karena pertolongan-Nya.

Tanpa pertolongan-Nya, kesuksesan dan kemenangan tidak akan dapat diraih. Jika kemenangan dan kesuksesan diraih, diprintahkan bertasbih dengan memuji dan mohon ampun kepada-Nya.

Selain meyakini bahwa kemenangan dan kesuksesan itu karena adanya pertolongan-Nya, maka lisan mengucapkan syukur alhamdulillahirabbilalamin (segala puji milik Allah pemelihara semesta alam). Lalu, melakukan sujud syukur dan doa.

Rabbi awzi'ni an asykura ni'matikallati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya, wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin.” (Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh) (QS an-Naml [27]: 19).

Lalu, memohon ampun kepada-Nya dengan memperbanyak istighfar. Mengapa mohon ampunan setelah meraih kesuksesan dan kemenangan? Karena bisa jadi sebelum meraihnya tidak jarang seseorang melakukan kesalahan dan dosa, kurang sabar, dan kadang berprasangka buruk.

Istighfar menutupi kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan. Dan, melanggengkan nikmat dan menjauhkan siksa. Semoga Allah memberikan kemampuan kepada kepala daerah yang terpilih agar dapat menjalankan amanah kepemimpinan dengan baik. Semoga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement